Kisah Wanita Disabilitas Jadi Driver GrabFood, Pelanggan Trenyuh

Driver disabilitas GrabFood
Sumber :

VIVA – Karena waktu tidak pernah kembali, maka kita berusaha menjadi manusia yang sangat menghargai waktu. Detik demi detik, menit demi menit benar-benar kita perhitungkan, jangan sampai terlewat untuk melakukan hal yang sia-sia.

Termasuk dalam urusan menunggu ojek online atau pesanan makanan. Kita berharap driver selalu on time menjemput, atau sampai di pintu rumah untuk menyerahkan sekotak martabak dan bubble tea tanpa membuat kita menunggu terlalu lama.

Jika driver atau pengantar makanan tak kunjung datang, dalam hati kita pun timbul rasa kesal dan ingin marah. Seringkali terbersit prasangka bahwa pengemudi telah melakukan kesalahan, meski tak selalu demikian.

Kisah pelanggan GrabFood Shahril Jantan ini bisa menjadi satu contoh yang setidaknya dapat mengubah perspektif kita pada pengemudi atau kurir. Diceritakan di Mashable, Shahril telah memesan bubble tea untuk istrinya melalui GrabFood Singapore pada 28 Maret.

Titik pemesanan untuk pengantar pengiriman adalah di Tampines, sebuah daerah perumahan yang terletak di sebelah timur Singapura. Shahril tinggal di Bedok Reservoir. Menurutnya, biasanya dibutuhkan sekitar 20 menit bagi pengendara untuk sampai mengantarkan pesanan.

30 menit berlalu, pengendara itu tidak terlihat. Shahril menjadi tidak sabar dan sedikit jengkel. Dia melacak pengendara di aplikasi Grab dan menyadari bahwa gerakannya lebih lambat dari biasanya.

Ketika pengendara GrabFood melewati tempat parkir di tempat kediamannya, Shahril menjadi sangat marah.

Tapi yang terjadi kemudian, kemarahan Shahril itu berubah menjadi rasa bersalah, setelah mengintip ke luar jendela dan dia melihat seorang wanita pengendara di kursi roda bermotor.

Shahril lantas bergegas ke arah pengemudi itu dan bertanya apakah ia benar-benar datang jauh-jauh dari Tampines ke daerah tempat tinggalnya. Pengantar GrabFood itu berkata ‘ya’.

"Aku menghampirinya ketika dia mencapai lobi lift-ku dan hatiku benar-benar tenggelam,” katanya.

"Ketika dia memberikan minuman saya, setelah melakukan pembayaran melalui GrabPay, saya dengan cepat meraih dompet saya dan memberikan uang tunai apa pun yang saya miliki di dalamnya. Sejujurnya, saya sedikit terkejut, jujur. Saya kehilangan kata-kata."

Sebagai tanda penghargaan, Shahril memberinya sejumlah uang ekstra untuk memuji dedikasi dan profesionalisme perempuan berkursi roda itu atas pekerjaannya.

Shahril berharap pertemuannya akan menjadi inspirasi bagi orang-orang berbadan sehat.

Di samping itu, Grab sebagai perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas, juga patut diapresiasi.

Di Indonesia, Gojek juga membuka peluang terhadap pengemudi disabilitas. Saya pernah memesan perjalanan roda dua, dan mendapati pengemudi saya adalah seorang tuna wicara. Sebelum menjemput, dia mengirim pesan bahwa dirinya bisu, dan saya mengatakan itu tidak masalah.

Saya pun sampai di tempat tujuan dengan selamat. Driver tuna wicara itu berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan, sangat patuh lalu lintas. (dhi)