Mayoritas Remaja Indonesia Paham Digital Bukan dari Sekolah

Menkominfo Rudiantara.
Sumber :
  • Dok. VIVA/ Novina

VIVA – Gerakan Nasional Literasi Digital atau Siber Kreasi mengeluarkan hasil riset mengenai Indeks Literasi Digital Remaja di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada anak usia remaja antara 13-18 tahun dengan jumlah responden 2.000 orang.

Dipilihnya rentang usia tersebut karena penetrasi di bidang teknologi digital yang cukup tinggi. Benar saja. Sekitar 66,55 persen responden mempelajari literasi digital dengan cara otodidak. Sedangkan, ilmu yang berasal dari keluarga dan teman berada di urutan berikutnya.

Melihat hasil riset tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku sedih karena sekolah berada di level rendah dalam menyebarkan informasi literasi digital.

Menurut dia rendahnya penyebaran informasi literasi digital di sekolah menjadi pekerjaan rumah bersama. Rudiantara menuturkan literasi digital adalah kegiatan paling strategis, sehingga membutuhkan banyak sumber daya atau resources.

"Tingginya anak-anak remaja mendapatkan informasi dengan otodidak, saya mengimbau program literasi digital dicanangkan untuk hal yang efektif. Misalnya, bisa dilakukan dengan menggandeng operator seluler untuk mengirimkan program ini lewat SMS," kata dia di Jakarta, Senin, 1 April 2019.

Rudiantara menyebut bahwa masing-masing operator seluler memiliki data pelanggan. Masyarakat bisa mendapatkan pesan-pesan informatif dari mereka. Dengan catatan, lanjut dia, harus duduk bersama dan membicarakannya terlebih dahulu dengan para operator seluler.

Rudiantara juga memberi catatan pada program kerja yang diumumkan Siber Kreasi, di mana sebaiknya di-review untuk dilihat seberapa besar keefektivitasnya. "Hoax jalan terus ini. Makanya, saya minta review mana yang paling efektif kita teruskan karena bukan berarti yang dilakukan salah, ya," jelas dia.