Jaringan 5G Diklaim Boros Energi, Huawei Punya Solusi

Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@sadavi74

VIVA – Mulai populernya jaringan 5G di belahan dunia nyatanya memiliki suatu tantangan tersendiri. Hal ini diungkapkan President of Huawei Telecom Energy of Huawei Network Energy Product Line, Peng Jianhua, dalam acara Huawei Analyst Summit 2019, Shenzen, China, Rabu, 17 April 2019.

Ia mengatakan bahwa jaringan 5G diprediksi akan memakan lebih banyak energi dibanding 4G. Lebih lanjut Peng menjelaskan bahwa base transceiver station (BTS) 5G tidak hanya menghabiskan lebih banyak energi, namun juga perlu diperbanyak jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas jaringan.

Hal ini tentu menjadi sebuah dilema. “Operator akan berhadapan dengan berbagai tantangan terkait pasokan daya, kapasitas perangkat pengubah arus dan baterai, distribusi listrik dan sistem pendingin," ungkapnya.

Peng melanjutkan, sedangkan solusi penggunaan energi tradisional tidak dapat memenuhi kebutuhan implementasi jaringan 5G yang terjangkau dan cepat. Untuk mengatasi masalah tersebut, Huawei merilis solusi 'Huawei 5G Power'.

Menurut Peng, fungsinya untuk menghadirkan solusi sederhana, cerdas, dan efisien lewat konsep ‘one site, one cabinet’ dan ‘one band, one blade power’. Ia menambahkan solusi ini akan menguntungkan Time To Market (TTM) 5G yang bisa dipercepat hingga 30 persen.

Lalu, Peng menuturkan, biaya pemeliharaan BTS 5G diklaim berkurang 10-30 persen dan biaya operasi keseluruhan akan lebih efisien hingga 40 persen. Menggunakan solusi ini diklaim membuat pelanggan mendapat manfaat pengelolaan BTS 5G secara sinergis. Mulai dari pemasok daya, situs pemancar, jaringan serta bisnis.

Huawei 5G Power berawal dari ide untuk menyediakan energi tunggal, yang tentunya, menjadi solusi cerdas yang terintegrasi. "Hal ini akan membantu para operator telekomunikasi dalam mengurangi emisi karbon, efisiensi energi, dan bersama-sama mengemban tanggung jawab sosial untuk dunia yang lebih baik," papar dia.