Telkomsel Kembangkan Teknologi 4,9G, Siap Layani Mudik Lebaran

Telkomsel siap melayani pelanggan menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lazuardhi Utama

VIVA – PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel menjadi satu-satunya operator yang konsisten hanya membangun jaringan 4G untuk memberikan layanan yang terluas dan terbaik bagi pelanggannya di sepanjang 2017 dan 2018.

Direktur Jaringan Telkomsel, Bob Apriawan menuturkan, layanan 4G LTE telah melayani 93 persen populasi di Indonesia, dan sepanjang tahun ini, akan membangun lagi sedikitnya 22 ribu BTS 4G LTE.

Dengan demikian, pada akhir 2019 bisa melayani 95 persen populasi. Menyambut Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, Bob mengaku layanan 4G Telkomsel juga akan menemani para pelanggan yang melakukan mudik di sepanjang jalur mudik, baik di jalur tol, kereta api maupun kapal laut.

Untuk memberikan layanan terbaik, Telkomsel secara khusus telah membangun 10 ribu base transceiver station (BTS) multi-band Long Term Evolution (LTE) di seluruh Indonesia untuk menghadirkan layanan yang berkualitas dengan kapasitas yang memadai.

Selain itu, Bob mengaku mengeksplorasi kapabilitas teknologi 4G yang dimiliki Telkomsel. Sebagaimana diketahui LTE ini mempunyai tiga generasi, yakni LTE itu sendiri yang banyak dikenal dengan sebutan 4G, kemudian ada LTE Advanced yang disebut 4,5G dan selanjutnya adalah LTE Advanced Pro atau dikenal juga dengan 4,9G.

"Kami coba memaksimalkan kapabilitas yang ada di LTE Advanced dan LTE Advanced Pro guna memastikan layanan yang terbaik bagi pelanggan," ungkap Bob di Seminyak, Badung, Bali, Selasa malam, 30 April 2019.

Menurutnya LTE Advanced Pro 4,9G yang diterapkan Telkomsel menggunakan teknologi massive MIMO yang mampu memberikan kapasitas lebih besar user yang lebih banyak serta pengalaman pelanggan yang lebih konsisten.


 "Teknologi ini juga digunakan pada gelaran Asian Games 2018 lalu dan IMF-World Bank Annual Summit di Nusa Dua, Bali. Selain itu beberapa kota besar seperti Jadebotabek, Batam, Banjarmasin dan Surabaya sudah diterapkan teknologi ini," tuturnya.

Selain 4,9G, teknologi lainnya adalah Licensed Assisted Access (LAA), yang merupakan carrier agregasi (penggabungan kanal) antara LTE  di kanal 1,8Ghz dengan wifi dikanal 5Ghz yang mampu menghasilkan kecepatan downlink hingga 800Mbps. Dengan teknologi ini tidak akan ada lagi area blankspot.

Penerapa teknologi ini, lanjut Bob, juga ditunjang dengan jumlah spektrum yang dimiliki di mana Telkomsel memiliki spektrum yang besar, yakni 52,5Mhz FDD dan 30Mhz TDD. Anak usaha Telkom ini menjadi operator yang memiliki kombinasi low-band dan mid-band yang paling ideal.

Untuk low-band, Telkomsel memiliki 15Mhz di kanal 900Mhz, di mana spektrum ini dipergunakan untuk memperluas coverage LTE dengan cara yang paling efisien.

"Dengan kapasitas spektrum yang sudah contigous pascarefarming ini bisa mendapatkan throughput dua kali lipat lebih besar sehingga mampu memberikan pengalaman bagi pelanggan yang lebih konsisten," ungkap Bob.

Sementara pada mid-band, Telkomsel memiliki spektrum di kanal 1,8Ghz dan 2,3Ghz, yang digunakan untuk memberikan kapasitas yang lebih besar dengan menggunakan teknologi LTE Advanced dan LTE Advanced Pro.