Mantan Pendiri Minta Facebook Bubar, Mark Zuckerberg: Bukan Solusi

Founder and CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Artikel salah satu pendiri Facebook, Chris Hughes, di harian The New York Times yang menyerukan agar Facebook dibubarkan langsung mendapat komentar dari Mark Zuckerberg. Ia menegaskan bahwa hal itu bukan solusi dalam menyelesaikan masalah.

"Usulan itu tidak akan membantu," ungkapnya, seperti dikutip dari The Verge, Senin, 13 Mei 2019. Dalam tulisannya, Hughes menuding Zuckerberg hanya fokus pada pertumbuhan perusahaan dan mengorbankan keamanan serta norma sopan santun.

Oleh karena itu, ia mendorong supaya CEO Facebook itu bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat perusahaannya.

"Zuckerberg itu orang baik. Tapi namun dia terlalu memegang kendali Facebook. Dia hanya kejar untung dengan memonopoli internet dan media sosial. Pemerintah yang rakyatnya dirugikan dengan kasus data pribadi supaya meminta pertanggungjawaban kepada Zuckerberg," tegas Hughes.

Menanggapi ocehan mantan rekannya itu, Zuckerberg lagi-lagi membantahnya. Ia menolak argumen bahwa Facebook terlalu mendominasi internet dan media sosial. Ia juga tidak setuju lantaran dituduh memonopoli karena pendapatan Facebook dari iklan hanya 20 persen.

"Hughes sudah salah kaprah soal memahami hukum antitrust (anti monopoli). Karena, itu sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi efektif di era seperti sekarang," papar Zuckerberg.

Sementara itu, Wakil Presiden Facebook, Nick Clegg, memiliki pendapat 'dua kaki' soal celoteh Hughes. Satu sisi, ia setuju dengan Hughes bahwa Facebook harus bertanggungjawab atas tindakannya.

"Sebuah perusahaan teknologi seperti Facebook tidak boleh menjadi pihak yang menangani pertanyaan sosial, politik, dan etika di internet," kata Clegg. Namun, sisi lain, ide Hughes supaya Facebook bubar adalah cara yang salah.

Clegg mengaku dalam beberapa tahun terakhir Facebook telah menghapus teror dan konten negatif terkait ujaran kebencian, pemilihan umum dari campur tangan asing, serta perlindungan data pengguna.

"Campur tangan pemilu oleh pihak ketiga dan perlindungan data pribadi tidak akan menghancurkan Facebook. Kami punya program untuk menghubungkan semua orang, dan di dalamnya memungkinkan untuk membuat bisnis makin berkembang," jelas Clegg.