Huawei Ganti Android dengan Oak OS, tapi Dinilai Tak Aman

Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@karlo_kocis

VIVA – Huawei tengah menjadi sorotan karena menjadi pihak yang paling dirugikan atas perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memasukkan Huawei dalam daftar hitam perusahaan. Dampaknya, perusahaan teknologi asal Negeri Paman Sam itu ikut memboikot Huawei, salah satunya Google. Perusahaan raksasa digital itu tak lagi memberikan dukungan Android di perangkat Huawei. Tapi Huawei tak tinggal diam dengan aksi tersebut.

Dikutip dari situs BGR India, Senin 10 Juni 2019, media cetak China melaporkan sistem operasi baru Huawei akan dirilis antara Agustus dan September 2019. Pengganti Huawei itu akan disebut dengan nama HongMeng OS di China, sementara di pasar lain akan disebut dengan Oak OS. 

Rumornya sistem operasi Oak dapat menjalankan aplikasi Android dan akan hadir dengan toko aplikasi Huawei App Store. 

Saat ini perusahaan asal negeri Tirai Bambu itu sedang menguji coba sistem operasi Oak agar saat perilisan tidak ada lagi celah atau cacat (bug) ketika digunakan pengguna.

Kemungkinan sistem operasi Oak berbasis Linux, namun hal-hal lainnya akan terkuak ketika sistem itu diresmikan beberapa bulan mendatang. 

Hadirnya sistem operasi Huawei ini membuat Google khawatir. Google dilaporkan mengingatkan pemerintah AS atas risiko mencoret Huawei. Perusahaan internet itu meyakini sistem operasi Huawei itu kurang aman dan dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar.

"Sistem Huawei kemungkinan memiliki lebih banyak bug di dalamnya dibanding milik Google. Artinya akan lebih berisiko bagi pemegang ponsel Huawei untuk diretas, tidak terkecuali oleh China," kata perusahaan dalam sebuah laporan.

Saat ini Google masih memberi akses kepada pengguna ponsel Huawei hingga akhir Agustus, namun setelah itu mereka tidak dapat lagi mengakses Android. Saat ini Huawei tergantung pada Android Open Source Project atau AOSP agar pengguna mereka tetap dapat mengakses Android. (dhi)