AS Cabut Boikot Huawei, Siapa Jadi Pecundang?

Huawei.
Sumber :
  • Asia Times

VIVA – Pertemuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, Jepang, menggembirakan banyak pihak. 

Amerika Serikat dan China jelas senang. Perang dagang mencair, tidak ada lagi boikot dagang.

AS tak akan menaikkan tarif untuk produk China, sebagai imbalnya Negeri Tirai Bambu itu siap lebih banyak membeli produk agrikultur produksi AS. 

Keputusan pertemuan itu juga membawa berkah bagi nasib Huawei. Trump menghapus boikot terhadap perusahaan teknologi China itu. Huawei tak khawatir lagi diboikot Google dan perusahaan lain asal Negeri Paman Sam tersebut. Bisnis berjalan lagi. 

Namun, tak semua senang dengan bebasnya boikot Huawei tersebut. Dikutip dari laman The Washington Post, Minggu 30 Juni 2019, mereka yang menjadi pecundang adalah yang selama ini menjadi ‘provokator’ di belakang Trump dan duduk di Kongres AS. 

Dari lingkaran Trump, sosok provokatornya adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang dilabeli media China sebagai 'pemandu sorak kebencian' alias provokator bagi China. Pompeo dikenal sebagai pendukung utama sanksi keras pada China. 

Orang dalam Trump lain yang kebakaran jenggot dengan berakhirnya boikot Huawei yakni penasihat Trump, Peter Navarro.

Selanjutnya, provokator lain yang tak senang dengan berakhirnya perang dagang AS dan China itu adalah senator dari Partai Republik yakni Marco Rubio, Mitt Romney, dan senator Partai Demokrat, Mark R. Warner. 

Ketiganya mengingatkan Trump untuk jangan main-main dengan China dan Huawei, sebab 'sangat berbahaya' bagi keamanan Amerika Serikat. Rubio dengan jelas khawatir dengan pencabutan boikot Huawei. 

"Mencabut larangan Huawei akan menjadi bencana besar," tulis Rubio dalam cuitannya Kamis lalu. 

Senator lain yang khawatir dengan pencabutan boikot Huawei yakni Charles E. Schumer. Dia sudah mengingatkan Trump untuk tidak mau bujuk rayu dan tekanan dagang China.

"Tetap kokoh, jangan menyerah. Pastikan Huawei tak bisa masuk ke Amerika Serikat dan kita tidak bisa menyuplai ke mereka," kara Schumer yang merupakan senator dari kubu Minority Leader.