Mulai Hari Ini Twitter Hapus Cuitan Kebencian Berdasarkan Agama

Logo Twitter di kantor London
Sumber :
  • Instagram/@abdd.eyez

VIVA – Twitter hari ini mengumumkan mereka telah membarui peraturan perilaku kebencian untuk mencegah konten negatif pada platform mereka. Pada pembaruan kebijakan in, Twitter bakal memblokir cuitan yang menggunakan bahasa tidak manusiawi. Salah satunya adalah cuitan yang mengajak membenci berdasarkan agama.

Twitter mengatakan, pembaruan aturan perilaku kebencian ini bertujuan menjaga pengguna tetap aman pada media sosial tersebut. Twitter menjelaskan fokus utama mereka adalah menangani risiko bahaya yang bisa terjadi di kehidupan nyata.

Selain itu, beberapa penelitian yakni Dangerous Speech yang dilakukan Dr, Susan Benesch dan Recent Research on Dehumanization karya Nick Haslam dan Michelle Stratemeyer, menunjukkan bagaimana bahasa yang tidak manusiawi dapat meningkatkan risiko tersebut. 

"Oleh karena itu, setelah melakukan diskusi komprehensif serta berdasarkan umpan balik dari publik, pakar eksternal dan tim Twitter sendiri; kami memutuskan untuk memperluas peraturan tentang perilaku kebencian dengan memasukkan bahasa tidak manusiawi berdasarkan agama," ujar Twittter dalam keterangan di blog perusahaan dikutip Rabu 10 Juli 2019. 

Sepanjang tahun lalu, Twitter mengungkapkan menerima umpan balik dari berbagai komunitas dan budaya di berbagai belahan dunia yang menggunakan Twitter. Platform media sosial ini mengklaim mendapat 8 ribu tanggapan dari pengguna lebih dari 30 negara. 

"Tahun lalu kami meminta umpan balik dari pengguna tentang bagaimana kami dapat memperluas peraturan perilaku kebencian di Twitter dengan mengikutsertakan penggunaan bahasa yang tidak manusiawi ke dalam peraturan tersebut," tulis Twitter. 

Dengan demikian, Twitter mengatakan mulai hari ini cuitan-cuitan yang membenci kelompok atau komunitas agama bakal terlarang di Twitter. 

"Kami minta untuk dihapus apabila dilaporkan kepada kami. Jika dilaporkan, cuitan yang melanggar peraturan dan dicuitkan sebelum hari ini perlu dihapus. Namun demikian, hal ini tidak akan langsung menyebabkan penangguhan akun karena cuitan tersebut dicuitkan sebelum peraturan ini ditetapkan," ujar Twitter.

Twitter menuliskan, perluasan perilaku kebencian yang menggunakan bahasa tak manusiawi berdasarkan agama ini merupakan langkah awal saja. Nantinya media sosial populer ini akan memperluas dengan mengikutsertakan lebih banyak kelompok untuk menjaga platform tersebut dari konten kebencian. [mus]