Rudiantara Beberkan Fakta Hoaks Pemicu Kerusuhan di Papua

Menkominfo Rudiantara di luar Gedung Kominfo, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengumumkan segera membuka pemadaman internet di Papua secara bertahap mulai Kamis, 5 September 2019. Pembatasan dan pemadaman internet tersebut sudah berlangsung selama 15 hari, dimulai dari 19 Agustus 2019.

Langkah itu harus dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran hoaks dan demi keamanan nasional. Setidaknya ada 555 ribu Uniform Resource Locator (URL) yang digunakan untuk menyebar berita bohong.

"Ada 555 ribu URL yang digunakan, paling banyak ada di Twitter. Akun asli yang melakukan mention ada 100 ribu lebih," kata Rudiantara di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.

Sebagian besar hoaks berasal dari dalam negeri, tetapi ada juga yang dari luar negeri. Bentuk kontennya juga bermacam-macam, namun yang formatnya disinformasi angkanya masih rendah. Rudiantara menyoroti konten yang menghasut, lebih berbahaya dari disinformasi.

"Saat sudah melakukan pemblokiran internet dan tidak bisa menggunakan data, dia menggunakan SMS untuk menyebarkan berita bohong," ujarnya.

Pria yang biasa disapa Chief RA ini juga menegaskan bahwa pemerintah tidak melakukan pemadaman komunikasi pesan singkat dan suara. Faktanya adalah ada yang melakukan pemutusan kabel fiber optik di udara.

"SMS dan suara memang tidak dimatikan, tidak ada kebijakannya. Yang terjadi adalah kabelnya ada yang memutus. Fungsinya bertahap sudah kembali," kata Rudiantara.