Pendiri UMG Idea Lab Bikin Laboratorium AI jadi 'Rumah' Anak Sekolah

Ilustrasi kecerdasan buatan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Pada kemajuan teknologi saat ini, sumber daya di Indonesia bisa dibilang masih tertinggal dalam bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam menghadapi industri 4.0. Kondisi ini menjadi perhatian dari diaspora Indonesia yang sukses di Myanmar, Kiwi Aliwarga.

Pemilik UMG Idea Lab Indonesia itu tergerak untuk mengembangkan teknologi AI dari pondasi dari dasar. Untuk itu, melalui UMG Idea Lab, Corporate Venture Capital (CVC) miliknya, Kiwi Aliwarga berusaha memupuk pengetahuan dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap teknologi AI. 

Caranya dengan menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang AI.

Kerja sama ini nantinya akan menghasilkan pusat belajar dan laboratorium yang nanti dinamai, AI Learning and Innovation Center di Fakultas MIPA Universitas Indonesia. 

Laboratorium ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan penelitian oleh dosen dan mahasiswa. Tak hanya itu, laboratorium ini nantinya akan diperkenalkan ke siswa SD, SMP dan SMA. Jadi, pengetahuan dasar tentang AI sudah diperkenalkan sejak dini.

Menurutnya, dalam beberapa tahun ke depan semua aktivitas akan terhubung dan diolah teknologi AI. 

“Saya percaya bahwa ke depan itu semua kegiatan manusia itu akan berhubungan dengan Artificial Intelligence. Namun, di Indonesia ini tidak diajarkan. Hanya ada di tingkat kuliah. Itu pun tidak semua. Tidak memadai,” jelasnya soal motivasi menggandeng UI dalam keterangan tertulis, Senin 9 September 2019.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan China, Indonesia memang tertinggal dalam hal pendidikan AI. Di kedua negara tersebut, teknologi ini sudah diperkenalkan sejak dini. Karena melihat hal tersebutlah, pengusaha ini berusaha mendorong pengembangan teknologi AI di Indonesia.

Dengan dana sebesar US$1 juta, UMG Idea Lab akan membangun AI Learning and Innovation Center sekaligus membiayai pendidikan orang-orang yang bersangkutan. 

Melalui program Training of Trainers, UMG Idea Lab dan UI akan mengirim dosen, mahasiswa, atau peneliti ke China. Belajar mengenai teknologi AI di sana, dan membawa ilmu tersebut ke Tanah Air, dan menyebarkannya.

Namun, ini tentunya bukan hal yang mudah. Bukan pula proses yang bisa selesai hanya dalam beberapa tahun. Belajar merupakan proses yang kontinu. Oleh karena itu, mengenai timeline program ini, Kiwi Aliwarga mencoba meluruskan sudut pandangnya. 

“Kalau ditanya tenggat waktu dan standar kecukupan, harus diperjelas lagi standar 'cukup' untuk teknologi AI itu seperti apa? Bagi saya, yang paling penting adalah memulai dulu. Kalau kita sudah mulai bergerak, pertanyaan itu akan terjawab sendiri," ujarnya.

Untuk AI Learning and Innovation Center, UMG Idea Lab dan UI menekankan fasilitasnya akan siap beroperasi pada Januari 2020. 

Setelah penandatanganan MoU dengan UI pada Rabu, 4 September 2019, akan dimulai merenovasi gedung, melatih tenaga kerja hingga membeli alat dan merakitnya, dan menguji peralatan tersebut.

Kerja sama ini diharapkan dapat berjalan dengan baik; menghasilkan produk yang berguna dan marketable; mencetak sumber daya yang unggul dalam bidang AI baik di dalam negeri, maupun luar negeri.