Kartu SIM Dimata-matai, Awas Akun WhatsApp Kamu Diambil Alih

Ilustrasi kartu SIM dan smartphone.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Pexels

VIVA – Laporan dari firma keamanan Adaptive Mobile Security menyebutkan adanya kerentanan pada kartu SIM atau disebut Simjacker. Dengan memanfaatkan celah tersebut, kartu SIM bisa memata-matai penggunanya.

Menurut perkiraan, ada lebih dari satu miliar smartphone dan perangkat yang terpengaruh Simjacker secara global. Serangan mata-mata ini nggak main-main lho guys, akun WhatsApp kamu bisa jadi korban. 

"Simjacker adalah semacam spyware yang menyerang sistem pada SIM card tradisional. Yang tujuannya bisa melakukan pengumpulan data pada nomor tertentu, bahkan bisa mengambil alih gawai atau smartphone hanya lewat SMS," kata Chairman Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, kepada VIVA.co.id, Senin, 16 September 2019. 

Kode seperti malware berupa SMS akan masuk ke sistem SIM card lalu mengambil alih perangkat. Pratama menjelaskan, setelah itu target selanjutnya informasi IMEI dan lokasi yang menjadi gerbang masuk pengendalian smartphone korban dan perangkat peretas. 

Pratama menjelaskan secara prinsip Simjacker ini adalah mengontrol hingga mengambil alih perangkat milik korban. Kondisi ini tergantung lagi dari tujuan masing-masing pelaku. 

"Serangan ini mengakibatkan banyak hal. Misalnya mengambil alih WhatsApp korban dan juga akun-akun media sosial korban, apalagi bila nomor otentikasinya sama," ujar dia. 

Menurutnya, peretasan ini sangat unik namun berbahaya. Karena hanya melalui SMS jadi memerlukan nomor ponsel korbannya sudah bisa melakukan serangan. 

Baca juga yuk: BPPT Posting Foto Penyemaian Awan, Warganet Kok Tanggalnya Ditutupin ya

Sedangkan sebelumnya, serangan malware lewat SMS harus melalui link URL. Ini berarti SMS digunakan hanya sebagai perantara dan korbannya melakukan klik pada link yang dikirimkan. 

"Simjacker berbeda, SMS yang dikirim mengandung malware itu sendiri. Artinya SMS mau dibuka atau tidak, korban sudah berhasil diambil alih smartphone-nya," ungkap Pratama.