Siapa Bilang K-Popers Tak Peduli Masalah Negara?

K-Popers ikut aksi turun ke jalan kritik pemerintah.
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dua hari terakhir juga menarik di ranah Twitter. Warganet ikut 'berdemo' dengan berbagai cuitannya termasuk Gen Z dan juga para pencinta K-Pop atau K-Popers. 

Founder Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, membeberkan temuan menarik terkait keterlibatan para penggemar K-Pop dalam tagar #DiperkosaNegara yang viral menyertai gerakan mahasiswa turun ke jalan, #ReformasiDikorupsi.

"Apakah Gen Z dan Kpopers tidak tahu dan tidak peduli masalah negeri ini? Jangan salah, temuan DE sangat mengejutkan! Gen Z/Kpopers ternyata turut bersuara lantang bersama Mahasiswa, Aktivis dan Oposisi. Top influencernya bikin kamu tidak percaya! (mode click bait)," tulis Ismail, Rabu, 25 September 2019. 

Dalam analisanya, terdapat tujuh tagar yang wara wiri di lini masa dengan volume percakapan tagar dengan tone mengkritik lebih besar daripada dukungan. Tagar paling tinggi adalah #ReformasiDikorupsi lalu #TurunkanJokowi dan #DiperkosaNegara. Sedangkan dukungan paling ramai berada di tagar #SayaBersamaJokowi. 

Ismail mengatakan dari pemetaan tersebut, semua tagar terdapat kelompok user Twitter berdasarkan isu yang diangkat. Terdapat empat cluster, yakni Gen Z atau K-Popers, Aktivis, Oposisi, serta Pro Rezim dan Give Away. 

"Tagar #DiperkosaNegara membentuk cluster dengan lead @awkarin dan @BEAUTIFULYOONGO. Network mereka adalah GenZ dan fans Kpop," ujar Ismail. 

Walau top influencer dalam tagar ini tidak semua K-Popers, Ismail mengatakan kelompok tersebut mendominasi. Akun @beautifulyoongo yang profilnya adalah fan account boyband K-Pop BTS hanya memiliki followers 133 namun dengan 11.491 engagements. Sementara akun influencer Karin Novilda atau @awkarin memiliki jumlah pengikut sekitar 372 ribu dengan 11.287 engagements.

Ismail mengatakan tweet yang menggunakan tagar #DiperkosaNegara, pengguna memposisikan diri sebagai pendukung mahasiswa yang turun aksi di dunia nyata. Bahkan Awkarin juga ikut turun ke lapangan bersama para Gen Z yang baru kuliah. 

"Kpop concert, mahasiswa, protes, RUU dan tagar #DiperkosaNegara. Sungguh sebuah nuansa aksi mahasiswa yang sangat baru, jauh berbeda dengan 1998. Sama-sama peduli, tanpa meninggalkan minat mereka pada Kpop. @awkarin cerdas, 'Jangan sampai kita #DiperkosaNegara di negeri sendiri,'" tulis Ismail. 

Dia juga menambahkan, aksi mahasiswa ini memperlihatkan sebuah pelajaran untuk tidak menyepelekan Generasi Z dan K-Popers.

"Mereka juga sangat concern dengan masalah bangsa. Dengan cara mereka sendiri. Dengan balutan kreativitas dan minat mereka akan Kpop," katanya.

Tagar-tagar yang berisi kritikan sifat serangannya beragam. Ada yang mengarah untuk negara, reformasi, dan sosok Jokowi sebagai presiden. Sedangkan tagar dukungan, semuanya tentang Jokowi, yang menjadi sentral dari gerakan cluster ini. 

"GenZ dan Kpoppers, memilih isu besar, terkait negara. Dulu saat akses data medsos diblokir di seluruh Indonesia, bangsa ini belajar VPN. Sekarang dari aksi demo yang dimotori mahasiswa ini, GenZ & Kpoppers belajar ttg sebagian masalah bangsa: hukum, keadilan, dan korupsi," katanya kemudian.