Ditelikung Dego Ride di Malaysia, Gojek Irit Bicara

VP Corporate Communications Gojek, Michael Say.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Aplikasi transportasi online Gojek rupanya belum resmi mengaspal di Malaysia. Pesaing Grab itu kalah gesit dengan ojek online (ojol) lokal Dego Ride yang sudah mendapat izin menjelajahi jalanan di negeri Jiran itu.

Menanggapi hal itu, Vice President Corporate Affairs Gojek, Michael Say, mengaku belum tahu soal rencana ekspansi ke Malaysia, termasuk kapan diperbolehkannya secara resmi beroperasi. "Saya belum ada komentar terkait itu. Jujur saja," kata dia di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2020.

Baca: Ojol ini kangkangi Gojek di Malaysia

Michael juga tutup mulut soal informasi lain yang menghambat Gojek beroperasi di negara tetangga Indonesia itu. Ia hanya bilang belum ada perkembangan terbaru.

Meski begitu, ia menyebut kalau saat ini Gojek sudah beroperasi penuh di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam dan Thailand.

"Informasi apapun soal beroperasi di Malaysia, saya belum ada update," jelasnya. Kabar sebelumnya mencuat pada November 2019, di mana Gojek dikabarkan telah diberi izin untuk beroperasi terbatas di Malaysia mulai Januari 2020 di Lembah Klang, Kuala Lumpur.

Padahal, masuknya Gojek ke Malaysia tentu akan menjadi tantangan bagi Grab, yang sudah hadir lebih dahulu. Grab lagi berjuang untuk beradaptasi dengan peraturan baru yang mewajibkan semua mitra pengemudi atau driver memiliki lisensi dan asuransi, serta mobil mereka harus sehat.

Namun faktanya justru Dego Ride yang lebih dahulu beroperasi. Kepala Eksekutif Dego Ride, Nabil Feisal Bamadhaj mengatakan, saat ini wilayah operasionalnya masih sekitar Putrajaya, Shah Alam, dan Lembah Klang.

Layanan ini juga disebut hanya menawarkan perjalanan maksimal 10 kilometer dengan biaya RM3 untuk tiga kilometer pertama atau sekitar Rp10 ribu, dan dikenakan RM1 untuk satu kilometer berikutnya atau Rp3.300.

"Dego Ride berencana menciptakan 5.000 peluang kerja bagi anak muda dan mereka bisa menghasilkan RM1.500-3.500 per bulan (Rp5-11 juta)," ujar Nabil.

Tahun lalu, Menteri Perhubungan Malaysia Anthony Loke mengatakan pemerintah memberikan izin perusahaan transportasi online untuk beroperasi di beberapa wilayah. Waktu operasi ini berjangka enam bulan.