Kaskus Juga Bantah Bocorkan Data Pengguna

Pendiri Kaskus, Andrew Darwis
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Setelah marketplace Blibli.com membuat pernyataan tidak pernah membocorkan data penggunanya, kini Kaskus pun menyatakan hal sama, data pengguna Kaskus tidak pernah disebarluaskan.
 
“Kaskus menegaskan tidak pernah memberikan data apapun kepada pihak eksternal,” ujar Andrew Darwis, Founder & Chief Community Officer Kaskus, menurut keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 3 November 2016.
 
Andrew menyatakan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Kaskus untuk menjaga keamanan Kaskus Jual Beli adalah dengan menghadirkan rekening bersama atau BranKas. Ini menjadi rekomendasi Kaskus bagi setiap pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi Jual Beli.
 
Kaskus, jelas dia, juga menerapkan HTTPS dan TLS untuk setiap informasi sensitif dan juga ditunjang oleh security team yang melakukan audit secara rutin. Selain itu, Kaskus juga telah mencantumkan Kebijakan Privasi yang bisa diakses di website sebagai panduan bagi setiap pengguna Kaskus.
 
“Kami selalu mengutamakan kepercayaan setiap Kaskuser, karena itu kami menjaga seluruh privacy termasuk data Kaskuser, khususnya di Kaskus Jual Beli, dan tidak pernah membocorkan data kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan,” kata Andrew menegaskan lagi.
 
Ronny W. Sugiadha selaku Chief Marketing Officer Kaskus menambahkan, bahwa Kaskus memastikan seluruh data yang disubmit oleh Kaskuser aman dan tidak disalahgunakan.
 
“Kami berani menjamin bahwa hasil riset yang dikeluarkan Opera tidak benar dan kami siap memberikan keterangan lebih lanjut jika diperlukan guna menghindari kesalahpahaman di publik,” ujar dia.
 
Sebelumnya, dalam keterangan resmi pihak Opera Browser disebutkan bahwa setidaknya ada setengah dari 60 aplikasi belanja yang mengumpulkan informasi pribadi pengguna melalui pelacak.
 
Temuan ini berasal dari penilaian risiko privasi di Opera Max, aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera untuk Android. Sebanyak 60 aplikasi belanja paling populer ditinjau menggunakan modus privasi di aplikasi ini. Penelitian lain menunjukkan bahwa informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian dan nomor telepon dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak.
 
“Ini merupakan hasil dari uji coba yang telah kami lakukan pada 60 aplikasi belanja paling populer di sepuluh negara, termasuk Brazil, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan Vietnam. Kami menguji aplikasi-aplikasi ini pada jaringan Wi-Fi dan membuat setidaknya 100 permintaan dalam setiap aplikasi dengan browsing berbagai jenis produk. Kemudian kami mencatat hasinyal berdasarkan apa yang ditampilkan pada lini waktu dari mode privasi Opera Max,” ujar Communications Manager Opera Indonesia, Kooswardini Wulandari, dalam keterangan resminya.
 
60 aplikasi belanja teratas ini adalah Amazon Shopping, AliExpress, Americanas, ASOS, Avito, Best Buy, Blibli, Bukalapak, Casas Bahia, Ch? T?t, Dafiti, Deallabs: Bon plan & Code promo, eBay, eBay Kleinanzeigen for Germany, Elevenia, Flipkart, Groupon, Gumtree (South Africa), H&M, IKEA Store, Jabong, JC Penney, JD Sport, KASKUS Jual Beli, Kleiderkreisel, Lamoda, Lazada, Letgo, Lidl, Magazine Louiza, MatahariMall, Mercado Livre, Myntra, Net-A-Porter, Netshoes, Newegg, OkieLa, OLX Indonesia, OLX South Africa, Paytm, Rakuten, Revolve, Sendo.vn, SHOPBOP, Showroomprive, Shpock, Snapdeal, Spree, Submarino, Takealot, Th? gi?i di ??ng, Tokopedia, Vente-privee, Wildberries, Wish, Yandex Market, Zalando, ZALORA, Walmart.
 
“Beberapa aplikasi belanja yang paling ‘bocor’, seperti Amazon, BestBuy, JC Penney dan Newegg, mengirimkan pelacak dalam jumlah yang relatif tinggi,” katanya.