Mampukah Huawei Bikin Ponsel Berkualitas Tanpa 'Campur Tangan' AS?

Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@gabecnc

VIVA – Beberapa hari yang lalu, Google telah menarik lisensinya dari perangkat-perangkat milik Huawei. Namun, pada akhirnya perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu memberi kelonggaran waktu untuk vendor smartphone asal China tersebut.

Dilansir dari situs The Verge, Kamis, 23 Mei 2019, Huawei dilaporkan telah menimbun banyak suku cadang untuk bertahan 'di masa kritis' selama tiga bulan hingga satu tahun.

Kendati demikian, ada masanya persediaan mereka akan habis dan Huawei akan dihadapkan dengan pilihan yang sulit mengenai bagaimana memproduksi smartphone tanpa komponen dari Amerika Serikat.

Pertama, kita bisa melihat ke dalam komponen yang didatangkan dari negeri Paman Sam yang ada di perangkat Huawei P30 Pro. Jika tidak lagi diimpor dari luar negeri maka ada Corning Gorilla Glass yang harus mereka ganti.

Mitra penggantinya bisa memilih AGC Asahi Glass yang berbasis di Jepang, yang merupakan produsen Dragontrail Glass. Kemudian, komponen untuk penyimpanan.

Akankah Huawei kehilangan pundi-pundi keuntungan akibat konflik dagang ini?

Pada 'tubuh' Huawei P30 Pro menggunakan Micron, perusahaan yang berbasis di Boise, Idaho, yang juga dilaporkan telah menangguhkan pengirimannya. Pemasok yang memungkinkan yaitu Toshiba dan Samsung. Meskipun begitu ada kemungkinan HiSilicon Huawei juga dalam tahap pengembangan komponen.

Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China ini telah menyatakan minatnya dalam membuat storage dalam format kartu memori Nano, bukan komponen internal. Ukurannya menyerupai kartu SIM.

Lalu, komponen untuk mendukung jaringan 3G dan LTE, di mana keduanya dipasok dari Skyworks dan Qorvo. Huawei P30 Pro menggunakan modul tersebut yang membuatnya mampu bekerja maksimal untuk jaringan 3G dan LTE.

Selain Huawei, Samsung juga menggunakan komponen dari perusahaan ini yang membuat mereka menjadi pilihan populer. Pilihan satu-satunya adalah dengan mengembangkannya sendiri jika ingin tetap mempertahankan konektivitas dengan operator.

Huawei P30 Pro.

Poin berikutnya Android. Google secara tegas menarik lisensi Android Huawei. Artinya, pengguna Huawei hanya bisa menggunakan Android Open Source Project atau AOSP. Dalam sebuah tweet, Google mengatakan bahwa pemilik ponsel Huawei tidak akan terpengaruh oleh perubahan ini.

Namun, untuk perangkat yang akan datang, termasuk ponsel lipat Huawei Mate X, dipastikan memiliki konsep yang berbeda. Adapun komponen yang tidak perlu diubah adalah layar OLED. Huawei bisa mendapat pasokan dari Samsung dan LG serta perusahaan China, BOE.

Japan Display bisa menjadi pilihan lain tapi sepertinya tidak bisa memenuhi permintaan Huawei. Selanjutnya kamera dan RAM. Array kamera untuk Huawei P30 Pro dipasok oleh vendor China, Sunny Optical. Komponen RAM juga hasil pasokan perusahaan Korea Selatan, SK Hynix dengan seri LPDDR4X.

Potongan akses komponen milik perusahaan Amerika Serikat ini sudah cukup membuat Huawei merugi, terutama jika berbicara tentang Android Pie. Perangkat lunak ini telah banyak dinantikan konsumen, tidak terkecuali bagi pengguna Huawei.