Huawei: Hongmeng Bukan untuk Smartphone

Logo Huawei
Sumber :
  • Instagram/@chimwasu_chaks

VIVA – Huawei telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan bahwa perusahaan teknologi asal China tersebut masuk daftar hitam.

Imbasnya, sejumlah perusahaan asal Negeri Paman Sam memutuskan hubungan kerja sama dengan Huawei. Salah satunya Google yang menghentikan lisensi Android pada merek ponsel berlogo bunga teratai tersebut. 

Meski kebijakan itu akhirnya direvisi, Huawei telah menunjukkan kemajuan bisnisnya tak bergantung pada Android. Sebagai ganti sistem operasi itu, Huawei memperkenalkan OS Hongmeng

Melansir Gizmochina, Sabtu, 13 Juli 2019, pada konferensi pers yang baru-baru ini mereka lakukan, Eksekutif Huawei, Liang Hua mengatakan bahwa Hongmeng OS dikembangkan untuk produk Internet of Things (IoT), sedangkan Android masih akan mereka gunakan karena cocok digunakan untuk smartphone.

"Kami belum memutuskan apakah akan mengembangkan Hongmeng OS untuk menjadi sistem di ponsel," katanya.

Kini Huawei telah dihapus dari daftar hitam meskipun belum sepenuhnya. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping dalam gelaran KTT G20, membuat keduanya melunak. Pemerintah Amerika telah mengizinkan perusahaan menjual teknologi dan produk, selama tidak menimbulkan ancaman nasional.

Namun karena belum sepenuhnya, Hua menyesalkan hal tersebut. "Huawei tidak senang dengan situasi ini. Menambahkan perusahaan dalam daftar hitam sangat tidak dibenarkan dan tidak adil. Harus sepenuhnya dihapus dari daftar," ujarnya.

Meskipun sempat mengalami masalah yang rumit, perusahaan mengaku meningkatkan pendapatannya pada semester pertama tahun ini. Huawei membukukan peningkatan pendapatan pada tengah tahun pertama 2019. Padahal pelarangan berlaku sejak Mei.

Artinya, kinerja mereka selama empat bulan dapat mengurangi dampak selama pelarangan itu. Huawei telah berhasil mengapalkan lebih dari 100 juta ponsel cerdas sebelum peristiwa masuknya mereka ke dalam daftar hitam.

Kerugian mungkin baru terlihat pada semester kedua. Perkiraan awal, perusahaan akan kehilangan US$30 miliar dari pendapatan.