Blockchain Bisa Dipakai Bisnis Ritel untuk Jualan

Startup berbasis Blockchain, Platin.
Sumber :
  • Twitter.com/@platin_io

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup Platin diketahui tengah mengembangkan protokol Proof of Location (PoL) pada Blockchain. Dengan protokol ini nantinya aset digital, termasuk cryptocurrency, dapat dikirimkan dengan aman ke mana pun di seluruh dunia.

Menurut Co-founder and CEO Platin, Allon Mason, pelaku bisnis terus-menerus mencari cara baru yang hemat biaya untuk dapat menarik pelanggan baru. Menggunakan metode marketing konvensional menjadi semakin sulit karena pasar ritel menjadi lebih global dan metode belanja online sudah lebih populer.

"Untuk itulah kami membawa solusi baru bagi periklanan pasar ritel dengan teknologi baru. PoL mengizinkan penempatan aset dan uang digital di lokasi mana pun," kata dia, dalam keterangannya, Jumat, 26 Oktober 2018.

Aset dan uang digital yang dimaksud berupa mata uang kripto/cryptocurrency atau koin virtual, karakter, dokumen, gambar, kupon, dan barang digital lainnya. Dengan menggunakan teknologi Platin, aset-aset digital ini bisa ditempatkan secara strategis pada lokasi yang bisa diakses konsumen dengan mudah dan mengambilnya.

“Pilihan kustomisasi membuatnya menjadi perangkat pintar dalam melakukan pemasaran. Pelaku bisnis bisa menentukan jenis aset, persyaratan pengambilan, lokasi, jangka waktu, dan lain-lain untuk mendorong keterlibatan pelanggan dan meningkatkan penjualan," jelasnya.

Mason mengungkapkan, terdapat banyak skenario untuk memanfaatkan teknologi ini dalam berbisnis. Ia lalu mencontohkan sebuah toko swalayan yang buka di lokasi baru ingin menarik pelanggan mengunjungi cabangnya.

Dengan menggunakan airdrop geospasial dari Platin, toko swalayan baru bisa dengan strategis melakukan airdrop token crypto yang berfungsi sebagai kupon di sekitar lokasi baru agar orang-orang mengumpulkannya melalui smartphone mereka.

Kontrak pintar atau smart contract atau Platin policies, bekerja di belakang layar untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas ini, dan membuka peluang baru untuk kegiatan pemasaran.

Ia menambahkan smart contract dapat mengharuskan seseorang untuk menonton video, memasukkan kode, atau mengunjungi lokasi fisik toko sebelum aset bisa ditukarkan dan didapatkan. Selain itu, aset-aset bisa diatur dengan geo-fence sehingga mereka hanya bekerja dalam area tertentu saja, atau mengubah aturan mereka tergantung lokasi.

"Ini memberikan keuntungan bisnis seperti menghitung ulang nilai diskon atau nilai pajak secara otomatis ketika pengguna berada dalam lokasi berbeda atau membuat aset tidak bisa digunakan di lokasi berbeda," papar Mason.