Bangun Unicorn di Indonesia, Tanri Abeng: Jangan Musuhi Asing

Seminar Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership di Jakarta Selatan
Sumber :
  • Dok. VIVA/ Amal

VIVA – Isu manfaat unicorn bagi perekonomian dalam negeri menjadi sorotan publik usai Debat Capres putaran kedua, dua pekan lalu. Dalam debat tersebut, capres Prabowo Subianto mengkhawatirkan uang yang dihasilkan startup unicorn asal Indonesia dilarikan ke luar negeri oleh investor atau pemodal.

Isu ini mendapat perhatian dari mantan Menteri Negara BUMN, Tanri Abeng. Menurutnya, dalam membangun startup unicorn di Indonesia, lebih bijak untuk tidak antiasing sepanjang kemampuan dalam negeri belum memungkinkan.

"Asing di mana-mana juga memiliki bisnis. Di dalam suatu negara di Amerika Serikat juga banyak asing. Kuncinya sekarang bagaimana pemerintah memberikan satu kebijakan atau policy yang bisa berikan peluang asing masuk. Sebab dia (asing) itu bawa teknologi, dia bawa modal bahkan dia bisa bawa peluang untuk ekspor," katanya di sela seminar Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership di Jakarta Selatan, Rabu 26 Februari 2019.

Tanri menunjukkan kekuatan atau modal asing tak selamanya buruk, sebab membawa dampak ekonomi. Dia memberikan contoh, bagaimana Vietnam membuka investasi asing dan dampaknya besar bagi negeri tersebut.

"Saya kasih contoh, you tahu Samsung di Vietnam ekspornya US$5 billion, lebih besar dari nilai ekspor kita. Itu asing, tuh. Jadi jangan musuhi asing, kita harus mampu menempatkan asing itu, di mana mereka bisa berkontribusi. Itu lihat kemampuan teknologi, kemampuan modal dan kemampuan manajemen, serta akses pasar. Itu yang kita cari," jelas.

Tanri menuturkan, jika kemampuan yang dimiliki asing tersebut sudah dimiliki maka Indonesia tidak perlu kekuatan asing lagi dan bisa fokus untuk pembangunan sektor lain untuk memperkuat bangsa.

"Kalau itu semua sudah kita miliki, ya tidak perlu asing. Kita majukan BUMN, kita majukan swasta dan koperasi. Itu kebijakan yang harus diambil pemerintah, itulah bagian dari politik ekonomi," ujarnya. (dhi)