Kecurangan Datang Seiring Mengalirnya Uang

Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kamadibrata (tengah).
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Aplikasi transportasi online Grab mencatat kecurangan yang sering terjadi adalah mengenai penggunaan fake GPS. Selain itu juga transaksi palsu juga sering dilakukan.

"Area terbesar dari fraud adalah fake application atau transaksi palsu, yakni transaksi yang tidak pernah ada dan modifikasi aplikasi," kata Head of Trust Grab, Wui Ngiap Foo, di Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

Ia menyebutkan, menurut laporan akibat kecurangan di bidang e-commerce se-Asia Tenggara, potensi kehilangan pendapatan mencapai 1,6 persen. Adapun di Indonesia jumlahnya mencapai dua kali lipat. Foo mengatakan, kecurangan terjadi bisa di mana saja, bukan hanya di Tanah Air.

Selain itu, ia menyebut kecurangan akan mengikuti ke arah perginya uang. Saat ada uang yang mengalir akan ada penipuan juga di sana. "Setelah kompetitor ke Vietnam dan Singapura, serta adanya promo, maka kecurangan mengikuti," ujarnya menjelaskan.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, keamanan harus ditingkatkan lagi dengan banyaknya fraud yang ada.

"Kecurangan memang bisa dibuka saat adanya kesempatan. Kami pun sudah menekan angka fraud di bawah satu persen berkat kombinasi sistem user-trust dengan keamanan yang dijalankan." (mus)