Prihatin Petani RI Miskin, Mantan Peneliti Bank Dunia Buat Startup

Startup Story: Tani Group, Platform Mulia yang Dibangun Mantan Peneliti Bank Dunia. (FOTO: Tani Group)
Sumber :
  • wartaekonomi

Perkembangan ekonomi digital Indonesia menarik untuk disimak. Selain sektor yang sudah matang, seperti ride-hailing, e-commerce, dan fintech, agrikultur diproyeksi akan menjadi sektor besar berikutnya dalam ekonomi digital Tanah Air. Salah satu pemain di sektor itu adalah yang berada di bawah naungan .

Tani Group berdiri pada 2016, bergerak di dua sektor utama pertanian, yakni pendanaan dan pemasaran produk pertanian. Pemberian kesempatan pendanaan kepada petani berada di bawah tanggung jawab TaniFund. Sementara platform penghubung antara petani dan pelanggan individu serta swalayan bernama TaniHub.

Presiden Tani Group, Pamitra Wineka merupakan mantan peneliti di Bank Dunia. Ia berkarir di sana sejak 2012 hingga 2016 lalu, kemudian beralih ke dunia startup untuk mendirikan Tani Group. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga memiliki posisi sebagai partner and advisor di fintech Perdana dan Akulaku .

Lalu, bagaimana sebenarnya kisah berdirinya startup tersebut?

Eka menilai, sektor pertanian jadi sektor yang penting untuk perekonomian Indonesia. Pertanian menjadi kontributor kedua terbesar untuk PDB Indonesia.

"Ada sekitar 32 juta orang di sini yang pekerjaannya terkait dengan pertanian; ada peluang besar untuk meningkatkan inefisiensi. Sayangnya, sebagian besar petani di Indonesia masih hidup dalam kemiskinan karena akses mereka ke pasar terbatas," jelas Eka seperti dikutip dari KrAsia (13/5/2019).

Rantai panjang yang memisahkan petani dan konsumen cenderung mengurangi keuntungan bagi petani. Di situlah teknologi dapat berperan dalam sektor pertanian. Menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sekitar wilayah pertanian, serta membantu pemerataan pertumbuhan ekonomi agar tak hanya terkonsentrasi di Jakarta atau pun kota-kota besar lain saja.

Eka menyampaikan, "Saat menghubungkan petani dengan pembeli, kami dapat mengenalkan pasar baru kepada petani dan meningkatkan harga untuk kedua pihak. Petani dapat untung lebih banyak, pembeli dapat harga lebih murah."

Tak hanya itu, dengan adanya kejelasan pembelian produk yang mereka hasilkan, petani dapat meningkatkan produksinya hingga 30%. Di situ Tani Group akan membantu proses produksi sehingga komoditas yang dihasilkan berkualitas paling baik.

"Kami juga fokus pada peningkatan produksi petani melalui pasokan benih, pupuk, dan teknologi sehingga mereka dapat menghasilkan komoditas terbaik bagi pembeli korporat," imbuh mantan periset di Bank Dunia itu.

Sementara dari segi masalah permodalan yang dialami oleh para petani, Tani Group mengandalkan TaniFund. Platform urun dana itu terhubung langsung dengan TaniHub sehingga dana yang disediakan sudah dianalisis lebih dulu oleh sistem platform.

Eka menjelaskan, "Dana yang kami sediakan juga didistribusikan ke TaniHub dalam bentuk benih, pupuk, dan sebagainya. Semua barang yang dipanen akan diserap melalui TaniHub."

Sementara bila petani membutuhkan uang tunai, TaniFund akan membantu pengelolaan keuangan mereka. Hal itu dilakukan untuk memastikan dana diproses dengan benar.

TaniHub dan TaniFund terintegrasi, membuat mereka menjadi solusi end-to-end untuk para petani dan konsumen yang membutuhkan produk mereka tanpa harus melalui rantai yang panjang. Perusahaan memiliki tim di lapangan untuk mengawasi seluruh proses, tim spesialis yang membantu petani, dan platform e-commerce yang siap memasarkan produk petani.