Sektor Agrikultur dan Pariwisata Dominasi Program 1000 Startup Digital

Ilustrasi startup.
Sumber :
  • Stanford Graduate School of Business - Stanford University

VIVA – Program 1000 Startup Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika memasuki tahun ketiga. Direktur Jenderal Apliaksi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengaku tidak menemukan hambatan yang berarti namun ekosistem digital masih menjadi masalah utama.

"Ini yang kita bantu. Dengan gerakan ini maka ekosistem setiap kota akan tumbuh dan masyarakat akan bergeliat sendiri," kata dia di Jakarta, Senin malam, 20 Mei 2019.

Semuel mengatakan bahwa saat ini Kominfo bermitra dengan pihak yang paham akan ekosistem di setiap daerah yang menyelenggarakan program tersebut. Selama tiga tahun ini sudah ada 525 perusahaan yang dikategorikan startup karena bisnisnya terus berjalan. Umur dari startup-nya antara satu hingga dua tahun.

Pada kesempatan yang sama, Program Manager Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Fadil Wilihandarwo, mengatakan mayoritas startup berasal dari industri agrikultur dan pariwisata. "Ini karena Indonesia masih banyak masalah di kedua sektor ini," jelasnya.

Fadil mencontohkan ketika awal startup berkembang. Menurutnya mayoritas perusahaan rintisan berbasis agrikultur mengembangkan perangkat lunak atau software untuk pemetaan. Adapun tahun lalu mereka mulai bergerak ke perangkat keras atau hardware, yaitu internet of things (IoT), seperti pengairan otomatis dan pemupukan.

Program 1000 Startup digital memiliki beberapa perubahan dan modifikasi. Di mana akan ada lebih banyak kota yang bisa mengakses program ini.

"Kita tambah 5 kota lagi yang tadinya cuma 10. Dan, ke-10 kota ini sudah jadi," ungkap Fadil. Hingga kini 5 kota yang sudah ditargetkan adalah Batam, Padang, Balikpapan, Lombok dan Manado. Namun, lanjut dia, kelimanya belum pasti dan masih bisa berubah.