Terobosan Pendiri Gojek Jika Jadi Mendikbud

Pendiri dan Kepala Eksekutif Gojek, Nadiem Makarim
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Presiden terpilih, Joko Widodo dalam beberapa kesempatan mengungkapkan keinginannya memiliki menteri milenial di kabinet periode keduanya. Kemudian muncul satu nama yang sudah familiar di telinga masyarakat, yaitu Pendiri Gojek, Nadiem Makarim atau Kepala Eksekutif Bukalapak, Achmad Zaky. Nama Nadiem malah masuk dalam daftar kabinet yang beredar di jaringan aplikasi WhatsApp.

Dalam satu kesempatan, Nadiem belum menanggapi isu itu. Namun secara gamblang dia menjelaskan apa yang akan ia lakukan seandainya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nadiem ingin mengubah dari sisi assesment atau tes.

"Satu hal, dari sisi assessment yang pertama ingin saya ubah. Jadi itu hubungannya dengan kurikulum. Menurut saya, kompetensi dan karakter jauh lebih penting daripada konten," ujarnya bicara dalam Forum Gelora Kebangsaan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis 4 Juli 2019.

Ia mengatakan, meski tidak banyak tahu karakter anak-anak Indonesia saat ini, namun menurutnya banyak murid yang dituntut untuk mengetahui banyak hal dan kemudian dijadikan bahan ujian. Sehingga anak didik seperti dipaksa untuk mengingat banyak hal.

Sedangkan kompetisi seperti critical thinking atau berpikir kritis dan pemahaman bagaimana berpikir dari dua sisi, menurut bos Gojek, kerap diabaikan.

"Lebih penting kalau kita bisa mengetes karakter, moral, value, hingga budaya. Memang lebih sulit mengetesnya, tapi apakah kita menciptakan suatu kurikulum biar gampang dites, atau menciptakan kurikulum untuk benar-benar mengembangkan sumber daya manusia kita?" katanya.

Nadiem mengatakan, jika stakeholder-nya adalah murid, maka assessment yang rumit akan lebih baik. Konsep berpikir kritis juga masuk dalam hal yang penting, agar murid bisa melihat masalah dari dua sisi.

"Dengan critical thinking semua anak-anak akan bisa melihat masalah dari dua sisi. Kebimbangan itu luar biasa pentingnya. Dapat informasi kemudian tes dulu, ini benar enggak ya?. Kemampuan mempertanyakan itu menurut saya tambahan kurikulum yang paling penting." kata Nadiem. (ali)