Pendiri Gojek Tegaskan Karyawan dan Driver Posisinya Setara

Gojek Tingkatkan Literasi Pengemudi Wanita
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Gojek, Nadiem Makarim, bicara beberapa hal mengenai budaya yang ada di perusahaannya. Menurut Nadiem, memecahkan suatu masalah bukan hanya datang dari motivasi saja, tapi juga inovasi. Untuk menciptakan inovasi, harus ada eksekusi.

"Dari semua hal, culture jadi hal yang paling penting di Gojek. Culture adalah aturan main yang enggak perlu ada di SOP (standar operasional prosedur). Di kami sendiri memiliki konsep 'It's not about you', artinya harus selalu memikirkan konsumen," katanya bicara dalam Forum Gelora Kebangsaan di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2019.

Jika karyawan terlibat dalam pertemuan untuk menciptakan suatu inovasi, maka mereka akan lebih mementingkan konsumen dibanding meraup keuntungan bisnis. Kultur berikutnya yang juga diterapkan untuk semua karyawan Gojek adalah tetap percaya diri meski gagal.

Dia mengatakan, kegagalan seringkali dianggap tabu karena dianggap refleksi dari sebuah kemunduran. Poin berikutnya, kata bos Gojek, tentang keberanian mengambil risiko dan tetap menghargai karya karyawan kendati gagal.

"Di Gojek jika ada yang mau mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba, kemudian ada dampak negatif, seperti gagal, itu tetap diapresiasi. Paling enggak sudah coba," ujarnya.

Pria kelahiran 1984 itu juga turut mengungkapkan kebudayaan para mitra pengemudinya. Meskipun mitra pengemudi bukan termasuk karyawan internal, namun mereka dianggap setara dengan karyawan yang bekerja di dalam perusahaan.

"Driver enggak pernah kita kasih tahu untuk begini, begitu. Kita sama-sama menjaga dan mengurus konsumen yang menjadi mata pencaharian kita berdua, di SOP juga enggak ada. Mereka satu komunitas, bagi mereka satu merusak, keseluruhan nama Gojek juga akan rusak," katanya. (ase)