Gojek Disuntik Mitsubishi

Gojek.
Sumber :
  • www.businesstimes.com.sg

VIVA – Aplikasi transportasi online Gojek mendapat suntikan dana sebagai bagian dari putaran pendanaan Seri F dari Mitsubishi Motors Corporation, Mitsubishi Corporation, dan Mitsubishi UFJ Lease & Finance. Namun sayang nilainya tidak diungkapkan ke publik.

Raksasa otomotif Jepang itu merupakan investor dari pesaing Grab di Asia Tenggara tersebut. Menurut sebuah pernyataan seperti dikutip dari Dealstreetasia, Senin, 8 Juli 2019, investasi baru ini memungkinkan Mitsubishi untuk memanfaatkan keahlian dan kehadiran Gojek di mana mereka beroperasi.

Menurut Chairman Mitsubishi Motors Corporation, Osamu Masuko, suntikan dana segar ini bagian dari penyatuan kekuatan tiga merek untuk jangka panjang, yaitu Mitsubishi Motors, Mitsubishi Corporation dan Gojek, di Asia Tenggara.

"Kami juga melihat potensi bisnis unik dan beragam dari Gojek sebagai penciptaan sinergi dan inovasi besar yang akan mendorong pertumbuhan bisnis," ungkap Masuko.

Sementara itu, Presiden dan Kepala Eksekutif Mitsubishi UFJ Leasing & Finance, Takahiro Yanai mengaku, sebagai perusahaan yang menyediakan layanan keuangan, semakin memperkuat kemitraan strategisnya dengan Gojek.

"Penguatan ini lewat eksplorasi model bisnis baru yang fokus pada layanan digital dan mobilitas," jelas Yanai. Sebelumnya, setelah dua kali menyuntik dana ke Gojek, PT Astra International Tbk (ASII), mengisyaratkan terbuka kemungkinan menambah investasi, kendati belum pasti menyebutkan besaran nilainya.

Astra sudah membenamkan uangnya sekitar Rp3,5 triliun di Gojek. Lalu, pada 4 Maret 2019, Astra kembali bergabung dalam putaran pendanaan Seri F Gojek dengan menyuntik Gojek sebesar US$100 juta (Rp1,39 triliun). Pertama kali Astra menyuntikkan dana ke Gojek pada Februari 2018 sebesar US$150 juta (Rp2,08 triliun).

Presiden Gojek, Andre Soelistyo, menuturkan bahwa kemitraan dan komitmen bersama dengan Mitsubishi memungkinkan mereka untuk terus mengembangkan produk dan layanan. "Kami ingin menjangkau lebih banyak pengguna dan menciptakan nilai lebih besar di kawasan ini,” paparnya.

Belum lama ini, aplikasi transportasi online Grab kembali mendapat suntikan dana segar dari perusahaan yang bergerak di bidang data dan analisis asal Dublin, Irlandia bernama Experian. Meski begitu dana yang digelontorkan tidak disebutkan nilainya.

Padahal, mereka baru saja meraih US$300 juta (Rp4,2 triliun) dari perusahaan manajemen investasi asal Amerika Serikat, Invesco, pekan lalu. Seperti diketahui, Gojek dan Grab saling berlomba ekspansi ke negara-negara di Asia Tenggara.

Kendati Gojek berhasil masuk ke pasar Singapura, Vietnam dan Thailand, namun mereka belum berhasil menembus Filipina lantaran terbentur kepemilikan saham asing.

Walau ekspansi mereka sempat terhambat, bukan berarti Gojek menyerah. Mereka pun pasang target untuk masuk pasar Malaysia, Myanmar, dan Kamboja pada tahun ini.

Informasi saja, pangsa pasar transportasi berbagi tumpangan atau ride-hailing di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai US$28 miliar pada 2025 dari US$7,7 miliar di tahun lalu, berdasarkan laporan Google-Temasek.