Grab Ancam Akan Menaikkan Tarif

Logo Grab.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Aplikasi transportasi online Grab mengancam akan menaikkan tarif dengan adanya peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah Malaysia yang mewajibkan mitra pengemudi atau driver memiliki lisensi khusus, yakni public service vehicle (PSV), pada 12 Juli 2019.

Oleh karena itu, pesaing Gojek itu meminta pengertian dari pengguna apabila mengalami waktu tunggu yang lebih lama karena kesulitan mendapatkan driver.

Meski begitu, aturan baru ini hanya akan mempengaruhi layanan mobil pribadi, seperti GrabCar, JustGrab, GrabCar Plus, GrabCar (Premium).

"Kami sangat memahami kendala yang dihadapi pengguna ketika tarif jadi lebih mahal," demikian keterangan resmi Grab, seperti dikutip dari e27, Kamis, 11 Juli 2019.

Selanjutnya, mereka menyarankan kepada pengguna agar memesan kendaraan lewat aplikasi lebih awal.

"Kami mengingatkan pengguna untuk menghindari pemesanan di jam-jam sibuk, yaitu pada jam 7-9 pagi dan jam 5 sore hingga jam 8 malam," ungkap Grab.

Kementerian Transportasi Malaysia mengingatkan kepada seluruh mitra pengemudi atau driver Grab untuk segera memiliki lisensi PSV. Biaya untuk memperoleh lisensi sebesar RM115 (Rp392 ribu) per tahun.

Selain itu, mereka juga harus memeriksakan kendaraan pada awal dan akhir tahun di Pusat Inspeksi Kendaraan Bermotor Berbasis Komputer (Puspakom). Perkiraan biaya untuk menyelesaikan persyaratan ini sebesar RM800 (Rp2,73 juta).

Data yang diungkapkan pemerintah menyebutkan bahwa pada Selasa, 2 Juli pekan lalu terdapat 10.151 driver yang sudah memiliki lisensi PSV. Mereka memperkirakan ada lebih dari 160 ribu driver online di Malaysia.

Meski begitu aturan ini disambut protes oleh para pemangku kepentingan dan asosiasi yang berkecimpung di industri transportasi berbagi tumpangan (ride-hailing) tersebut.

"Ada yang bakal terburu-buru (mengurus lisensinya), ada juga yang masih belum siap," kata Presiden Asosiasi Transportasi Online Malaysia, Daryl Chong.

Ia juga mengatakan bahwa layanan transportasi online seperti Grab menggunakan algoritma untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan antara driver dan pengguna.

Senada, Ketua Asosiasi Mitra Pengemudi Online Malaysia, Arif Asyraf Ali, memperkirakan industri ride-hailing akan 'macet' pada 12 Juli. Ia pun menyebutnya sebagai 'Carmaggedon'.