Pengguna Grab Berhasil Raup Untung Lebih dari Rp46 Triliun

Pengemudi ojek online Grab Indonesia.
Sumber :
  • Instagram/@grabid

VIVA – Center for Strategic and International Studies atau CSIS melakukan penelitian mengenai surplus konsumen yang menggunakan penelitian acak atau random sampling pengguna Grab.

Surplus konsumen sendiri diartikan sebagai manfaat yang diperoleh konsumen dari pembelian barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah dari jumlah harga yang sebenarnya mereka bayar.

Sebagai contoh, ada pengguna yang bersedia membayar Rp200 ribu untuk perjalanan dari rumahnya ke Bandara Soekarno-Hatta. Tapi ketika memesan Grab, biayanya hanya Rp150 ribu. Artinya, pengguna mendapat surplus konsumen sebesar Rp50 ribu.

"Surplus konsumen ini ukuran kesejahteraan dari sisi konsumen. Surplus konsumen bisa menggambar empat aspek sekaligus dalam satu pengukuran seperti kesepatan, efisiensi, biaya, dan kualitas," kata Kepala Departemen Ekonomi CSIS, Yose Rizal di Jakarta, Selasa 23 Juli 2019.

Ia melanjutkan, dari studi ini ditemukan bahwa konsumen mendapat keuntungan dari dampak penurunan biaya karena penggunaan teknologi.

Adanya teknologi memungkinkan produksi menjadi lebih murah, sehingga konsumen bisa mendapat produk dengan kualitas baik namun dengan harga yang ramah.

Penelitian yang dilakukan pada 7 Mei sampai 12 Agustus 2018 di wilayah Jabodetabek ini menggunakan big data milik Grab.

Menurut Yose, big data yang disediakan pesaing Gojek ini diketahui mencapai 800 juta pengguna sehingga dapat diketahui seberapa sensitif pengguna terhadap perubahan harga.

"Keuntungan dengan adanya Grab menjadi salah satu contoh manfaat adanya digital. Tidak hanya terbatas pada sisi supplier tapi juga konsumen. Ekonomi digital bukan hanya bicara platform, namun bagaimana bisa memberi manfaat yang lebih besar kepada semua lapisan masyarakat," jelas Yose.

Penelitian tersebut memberi hasil bahwa surplus konsumen GrabBike mencapai Rp5,73 triliun, dan GrabCar angkanya diketahui lebih tinggi atau mencapai Rp40,41 triliun. Dengan demikian, totalnya mencapai Rp46,14 triliun sepanjang 2018.