Misi Bumi Datar ke 'Ujung Dunia' Bakal Bawa Masalah

Ilustrasi Bumi Datar.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Komunitas Bumi Datar diam-diam menyiapkan pembuktian klaim mereka. Komunitas ini siap melayarkan kapal siar ke tepi atau ujung dunia, yakni ke Antartika, untuk membuktikan bumi benar-benar datar. Rencananya kapal yang diorganisasikan oleh Flat Earth International Conference itu, akan berlayar ke tepi dunia itu pada 2020.

Komunitas Bumi Datar meyakini, di ujung atau tepi dunia terdapat tembok es raksasa yang tebalnya ribuan kaki dan tingginya 49 meter. Teori konspirasi berkeyakinan bumi dikelilingi oleh dinding es. Tepi atau ujung dunia ini berfungsi mencegah segala sesuatu jatuh dari batas dunia tersebut. 

"Bumi pada semua sisinya dikelilingi dinding es yang menahan lautan. Dinding es inilah yang disebut para penjelajah sebagai Antartika," tulis Flat Earh Society dalam situs mereka dikutip Jumat 22 Maret 2019. 

Misi yang terbilang menantang ini dinilai tidak mudah. Malah misi ini akan menimbulkan masalah. Ada beberapa tantangan besar untuk bisa mencapai tujuan pembuktian mereka. 

Salah satu masalahnya adalah sistem navigasi kapal pesiar dan kapal, bergantung pada ide besar bahwa dunia itu bulat bukan datar.

Mantan kapten kapal pesiar, Henk Keijer mengatakan GPS tergantung pada 24 satelit karena kelengkungan bumi. Mengapa GPS menggunakan 24 satelit, karena menimbang kelengkungan Bumi. Dia mengatakan minimal butuh 3 satelit untuk menentukan posisi.

"Kapal bernavigasi dengan prinsip bumi itu bulat," kata dia dalam keterangannya kepada laman The Guardian beberapa waktu lalu.

Keijer mengatakan seandainya bumi itu datar, maka total tiga satelit akan cukup untuk memberikan informasi kepada semua orang di bumi. "Tapi itu tidak cukup karena bumi itu bulat," tegasnya.

Makanya, menurut Keijer, komunitas Bumi Datar akan mendapatkan kesulitan dalam melayarkan kapal dengan kru yang meyakini bumi tidaklah bulat. 

"Saya belum pernah bertemu dengan kapten laut yang meyakini bumi itu datar," kata Keijer yang telah berlayar ke seluruh perairan di dunia selama 23 tahun kariernya. (dhi)