Musim Kemarau Kok Suhunya Makin Dingin, Nih Biangnya

Suhu yang sangat dingin di daerah Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA / Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Warga berbagai wilayah di Indonesia belakangan ini merasakan pada suhu dingin pada malam hari padahal saat ini sedang masuk musim kemarau. Apa sih yang menyebabkan hal itu?

Data pengamatan suhu pada 17 Juli 2019 dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika menunjukkan, daerah terpanas yaitu Aceh dan Tangerang dengan suhu 35,4 derajat celsius.

Daerah terdingin terjadi di Tretes, Malang dengan suhu 12,6 derajat celsius serta Ruteng, Nusa Tenggara Timur dengan suhu tercatat 14,6 derajat celsius. Pengamatan stasiun BMKG juga menunjukkan, daerah terkering terjadi di Semarang dengan suhu 32 derajat celsius. 

Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto menjelaskan fenomena yang muncul saat musim kemarau yaitu suhu udara pada siang hari lebih terik dan pada malam hari lebih dingin. Pada musim ini, kelembaban udara menjadi lebih kering. 

"Pada musim kemarau, wilayah Indonesia bagian selatan umumnya lebih dingin dibanding wilayah lainnya. Ini karena aliran angin monsun Australia (angin timuran). Dari NTT hingga Lampung umumnya suhu menjadi lebih dingin berkisar 12-20 derajat celsius," tuturnya dalam keterangan kepada VIVA, Jumat 19 Juli 2019. 

Citra satelit Himawari mengonfirmasi suhu pada musim kemarau tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, citra satelit tersebut menunjukkan cuaca cerah, berawan tipis dan dingin mendominasi wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi dingin pada citra satelit itu ditandai dengan dominasi warna hitam dan bebas awan. 

"Kondisi itu sebagai gambaran penjalaran angin monsun Australia yang membawa massa udara kering dan dingin. Ini menggambarkan desakan udara kering dari selatan yang menandai berlangsungnya musim kemarau," jelasnya.