Listrik Padam, Smartfren Hanya Rugi Sedikit

'Cell on Wheel' Smartfren di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Brebes.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Hari Minggu, 4 Agustus 2019 lalu, sebagian pulau Jawa mengalami mati listrik massal. Kejadian tersebut mengakibatkan sinyal operator sulit diakses. Namun kondisi itu tampaknya cukup berbeda untuk Smartfren.

"Kita cukup bangga juga karena Smartfren itu mungkin last man standing di beberapa tempat, artinya yang lain sudah pada berguguran tapi kita masih tetap, kalau pakai Smartfren masih ngalamin penyelamat," kata Deputy CEO Smarfren, Djoko Tata Ibrahim di Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2019. 

Djoko mengatakan, akibat pedaman tersebut, kerugian kemungkinan hanya 10 persen. Ini terjadi karena pengguna yang gagal top up.  

Saat kejadian, Smartfren juga sudah memobilisasi semua vendor seperti baterai dan genset. Terutama untuk wilayah hub. "Terutama kan yang ada hub-hub yang penting yang mesti nyala," ujar Djoko.

Setiap BTS terdapat baterai yang bisa bertahan 4 sampai 6 jam. Jika sudah habis akan di-charge menggunakan genset.  Genset ini bertugas untuk mengisi baterai serta menyalakan perangkat. 

BTS yang berdampak saat mati listrik sekitar 2 ribuan dari total 15-20 ribuan yang dimiliki Smartfren. 

"Kita kena di antara 15-20 ribuan, kita hanya kena 2 ribuan dan sampai sore itu cuma 1000an dan sampai malam itu selesai (recovery)," ujarnya. [mus]