Ironis, Beauty Bullying Marak di Medsos, Pelakunya Justru Perempuan

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pexels/Kat Jayne

VIVA – Beauty bullying merupakan bentuk bullying yang kerap dialami perempuan Indonesia baik secara verbal maupun melalui media sosial. Permasalahan ini kerap menghantui para perempuan, terutama di ruang media sosial, yang biasa kita sebut dengan social beauty bullying.

Maulani Affandi, Head of Skin Cleansing & Baby PT Unilever Indonesia Tbk mengungkapkan, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, platform ini sering kali disalahgunakan, contohnya melontarkan komentar negatif yang menyerang penampilan fisik atau social beauty bullying.

"Setiap perempuan itu cantik dan berhak untuk mengekspresikan kecantikannya tanpa terkecuali," ujarnya di kawasan Menteng Jakarta, Senin, 29 Juli 2019.

Berdasarkan data dari The Cybersmile Foundation, social beauty bullying telah menjadi permasalahan mainstream yang dialami lebih dari 45 juta perempuan di dunia.

Ironisnya, tindakan tersebut kerap datang dari sesama perempuan, baik dari keluarga, kerabat, rekan sekantor, maupun teman yang dapat memengaruhi sisi psikologis perempuan tersebut.

Hal ini turut diyakini oleh Nuran Abdat, M.psi, Psikolog Klinis dari Brawijaya Healthcare, mengatakan bahwa perilaku social beauty bullying dilakukan oleh perempuan terhadap perempuan lain secara online yang mengomentari penampilan, seperti makeup, model rambutnya, fitur fisik, dan lain-lain.

"Dampak dari tindakan ini dapat mengganggu kondisi mental pelaku dan korbannya. Untuk itu, seseorang harus menghargai dirinya sendiri agar dapat menghargai orang lain," kata Nuran.

Lily Puspasari, selaku Programme Management Specialist UN Women, yang juga turut hadir dalam acara ini turut menyuarakan pendapatnya. Di seluruh dunia, perempuan terus mengalami kekerasan, terlepas dari tingkat pendidikan, status sosial, maupun usia mereka.

"Bullying sebagai salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan, termasuk di media sosial, sering kali luput dari perhatian dan dianggap sebagai suatu hal yang biasa," katanya.

UN Women ingin mengajak seluruh pihak untuk melakukan aksi menghentikan normalisasi atas tindakan kekerasan, serta menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan yang memungkinkan bagi mereka untuk meraih potensi seutuhnya dan berkontribusi bagi kehidupan bermasyarakat. (ase)