Jarang Disoroti, Sampah Produk Fesyen Juga Masalah bagi Lingkungan

Sampah dari produk fesyen menjadi masalah bagi lingkungan
Sumber :

VIVA – Masalah sampah plastik telah menjadi isu besar yang banyak dibahas di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Tapi yang seringkali luput dari perhatian banyak orang bahwa sebenarnya industri fesyen terutama fast fashion juga menghasilkan sampah yang tak sedikit. 

Seperti dikutip dari berbagai sumber, dari tahun 2000 hingga saat ini produksi fesyen di dunia diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat. Mirisnya, tak jarang jika baju-baju bekas itu dibuang dan menumpuk menjadi sampah. 

Hal inilah yang menurut Public Relations Manager Grand Indonesia, Dinia Widodo sudah saatnya masyarakat peduli terhadap sampah yang dihasilkan dari fesyen dan mulai melirik busana yang lebih berkelanjutan. 

"Fast fashion memang terus berjalan, tapi enggak ada salahnya untuk mulai aware dengan slow fashion. Kenapa, karena sebenarnya fesyen akan selamanya ada pada kita, tapi kita bisa mulai peduli dengan cara pembuatannya, bahan apa yang dipakai apakah ramah dengan lingkungan, dan penggunaan materi pewarnaan kimia pasti ada efeknya," ungkap Dinia kepada VIVA, baru-baru ini. 

Oleh sebab itu, pihaknya tergerak untuk menyelenggarakan sebuah event yang bertajuk Gaya. Mengusung tema Future Fashion & Sustainable Lifestyle, gelaran ini juga merupakah sebuah Signature Event yang diharapkan dapat membawa perubahan dengan memperkenalkan gaya hidup baru dalam hal fesyen dan gaya hidup.

"Tujuan dari Sustainable Fashion adalah untuk menciptakan sebuah ekosistem dan komunitas yang berkembang melalui aktivitasnya. Konsep ini merupakan sebuah perilaku bertanggung jawab atas perlindungan kemanusiaan dan lingkungan ketika memproduksi sebuah produk mode," kata Dinia. 

Dinia mengatakan, bahwa gelaran ini hadir untuk mengangkat kepedulian masyarakat terhadap Sustainable Fashion yang lebih dari sekadar tentang tekstil atau produk fesyen. Beberapa brand ternama yang mempunyai gerai di Grand Indonesia juga sudah mulai mengarahkan kompas usahanya ke arah Sustainable Fashion dan mulai memproduksi busana dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

"Dalam kampanye ini kami mengajak para tenant dan customer Grand Indonesia untuk mengurangi penggunaan kantong dan sedotan plastik serta menggantinya dengan yang lebih ramah lingkungan. Event ini juga  menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan yang berkesinambungan dengan Be Fantastic with Less Plastic dan ke depannya pun akan ada berbagai inisiatif lain yang sejalan dengan hal ini." 

Sebagai informasi, Gaya sendiri akan terdiri dari pagelaran busana baik dari desainer tanah air dan mancanegara, talk show dengan komunitas yang peduli terhadap lingkungan serta pertunjukan musik setiap hari Sabtu dan Minggu mulai tanggal 15 – 18 Agustus 2019. Sementara untuk art installation telah berlangsung mulai tanggal 8 – 25 Agustus 2019. [mus]