Meghan Markle - Harry Ditinggal 3 Ajudan dalam Waktu 6 Bulan

Pangeran Harry dan Meghan Markle
Sumber :
  • Instagram.com/kensingtonroyal

VIVA – Meghan Markle dan Pangeran Harry telah kehilangan tiga ajudan utamanya sejak Meghan bergabung menjadi keluarga kerajaan enam bulan lalu. Hal itu cukup mengejutkan lantaran hanya butuh waktu sebentar bagi para ajudan pribadi yang sudah mengabdi lama tersebut untuk meninggalkan profesi prestise tersebut.

Terbaru seorang ajudan yang diidentifikasi bernama Melissa meninggalkan pekerjaannya, mengikuti dua seniornya. "Ini benar-benar mengejutkan, kenapa dia ingin meninggalkan pekerjaan yang prestise ini begitu cepat?" ujar salah seorang sumber dari Istana Kensington seperti dikutip Daily Mail.

Ajudan tersebut akan bergabung dengan sekretaris pribadi Meghan dan Harry, Samantha Cohen, yang sudah keluar dari Istana Kensington. Cohen mengikuti jejak pendahulunya Edward Lane Fox, yang ditunjuk langsung oleh Harry pada tahun 2013.

Cohen, wanita berdarah Australia berusia 49 tahun merupakan ajudan kepercayaan Kerajaan Inggris selama 17 tahun. Ia digambarkan sebagai ajudan yang sangat berkomitmen dalam melayani keluarga Kerajaan Inggris. Ia diberikan tanggung jawab untuk mempersiapkan kehidupan Meghan sebagai anggota keluarga kerajaan pada awal tahun ini.

Cohen menghadiri pernikahan Meghan-Harry dan diyakini punya peran penting dalam mempersiapkan Meghan menghadiri pesta kebun di Istana Buckingham, penampilan perdana mantan artis Hollywood itu sebagai Duchess.

Ibu tiga anak yang berasal dari Brisbane dan menikah dengan seorang dokter gigi ini sebelumnya bekerja sebagai sekretaris pribadi Ratu Elizabeth II. Cohen bahkan mendapat julukan The Panther karena sikapnya yang sangat bersemangat.

Di sisi lain, juru bicara Istana Kensington menolak memberi komentar mengenai kepergian seorang ajudan yang namanya hanya diketahui sebagai Melissa. Tapi, seorang sumber dari istana itu diberi wewenang untuk memberikan penghargaan kepadanya.

"Melissa orang yang sangat berbakat. Ia memiliki peran penting dalam kesuksesan Royal Wedding dan akan dirindukan oleh semua orang di kerajaan," ujar sumber itu.

Sementara itu salah seorang ajudan mengatakan, kehilangan salah satu anggota pekerja kerajaan bisa terjadi kepada siapa saja. "Tapi, kehilangan tiga orang dalam beberapa bulan mulai terlihat seperti sebuah serangan," kata dia.

Melissa dikabarkan harus menghadapi kejadian traumatis dari pernikahan Meghan-Harry pada bulan Mei, di mana ayah Meghan, Thomas Markle, memberikan komentar berturut-turut kepada jurnalis mengenai kemungkinan dirinya menghadiri pernikahan. Tapi, pria berusia 74 tahun itu memutuskan untuk tidak datang hanya lima hari sebelum acara pernikahan.

Hal ini membuat Harry harus meminta ayahnya, Pangeran Charles untuk maju dan mendamping Meghan di altar. Sementara anggota keluarga Meghan lainnya mengeluh secara terbuka bahwa mereka tidak diundang ke pernikahan.

Seorang penulis biografi Robert Johnson mengklaim dalam bukunya, Charles At Seventy bahwa persiapan pernikahan Meghan sangat membuat stres sehingga Harry menjadi pemarah dan mudah hilang kesabaran dengan para ajudan pribadinya. "Dengan suara yang meninggi, Harry akan bersikeras: 'Apa yang Meghan inginkan, harus dia dapat'," tulis Johnson.

Mantan agen Meghan, Gina Nelthorpe-Cowne menggambarkan Meghan sebelum menikah sebagai pribadi yang unik dalam hal kebulatan tekad mencapai kesuksesan. Dia mengatakan, Meghan tak bertoleransi dengan waktu, perhatian, dan prioritasnya. Dia 'pemilih' bukan hanya soal pakaian, tapi juga rekan kerjanya, dan dengan cepat bisa menyingkirkan mereka yang tidak memiliki misi yang sama dengannya.

Sementara itu, Melissa dan Samantha Cohen mengikuti Edward Lane Fox. Edward merupakan orang kepercayaan Pangeran Harry, yang akhirnya memutuskan berhenti setelah 15 tahun bekerja pada musim panas lalu. Saat itu, seorang juru bicara Harry mengatakan bahwa pangeran berusia 34 tahun itu sangat berterima kasih kepada Ed atas kerja kerasnya selama ini mendampingi setiap kegiatan hingga membantu saat pernikahannya pada Mei lalu.