Kisah Seorang Petugas Kebersihan Jadi Kepala Sekolah

Michael Atkins
Sumber :
  • facebook.com/pg/StedmanSchool

Terkadang seorang guru bisa mengubah hidup seseorang. Hidup Michael Atkins berubah berkat mantan gurunya di SD, bertahun-tahun sesudah ia meninggalkan sekolah.

Hidup Michel tidak selalu berjalan lurus, tetapi berkat panduan yang bersahabat, pintu nasib terbuka baginya dalam dunia pendidikan.

Michael pernah bekerja sebagai penjaga sekaligus pembersih di beberapa sekolah sebelum mendapat pekerjaan di Lowery Elementary, sekolah dasar di Denver, Colorado, Amerika Serikat.

Pekerjaan ini yang mengubah hidupnya dan menempatkannya pada jalur untuk menjadi kepala sekolah di lingkungan tempat ia dibesarkan.

"Sangat bermakna kembali ke komunitas saya sendiri," kata Michael kepada BBC.

Ia menyukai sekolah tapi ia merasa sekolah tidak mudah. Beberapa guru membuat para murid sadar akan perbedaan asal-usul dan penampilan mereka.

"Buat saya dulu, bersekolah itu seperti menjalani kewajiban saja," katanya mengingat-ingat.

Ketika ia meninggalkan sekolah di tingkat SMA, ia tidak memiliki bimbingan hidup.

"Tak ada yang menunjukkan pada saya bagaimana cara mengakses pendidikan tinggi. Tak ada keluarga saya yang memiliki pengetahuan demi membimbing saya."

Maka ia kemudian memutuskan bekerja sambil belajar di perguruan tinggi negeri. Ia butuh uang dengan cepat karena pada umur 19 ia sudah menjadi ayah.

Michael tahu bahwa ibunya membuka pusat penitipan anak, dan ia merasa dirinya pandai dalam berhubungan dengan anak-anak. Ia pun kemudian sekolah paruh waktu mengambil jurusan bisnis dan melamar menjadi asisten pengajar.

"Saya tak dapat pekerjaan-pekerjaan itu," kata Michael. Namun ia berhasil mendapat pekerjaan sebagai penjaga sekolah. Ternyata kepala sekolah tempatnya bekerja adalah mantan gurunya ketika ia kelas 2 SD.

"Ia menyambut saya dengan baik, bertanya tentang keluarga saya. Saya bilang kepadanya bahwa saya ingin sekali mengajar anak-anak."

Dari situ, Carolyn Riedlin - yang dikenal Michael sebagai Nyonya Brown ketika masih SD dulu - membuka lowongan untuk Michael sebagai pekerja semi-profesional di sekolah itu.

"Ia adalah salah seorang guru SD saya yang menanamkan hal-hal baik kepada saya - menghargai diri sendiri dan rasa cinta. Ia sangat peduli. Ia bertanya tentang berbagai hal, tak hanya pelajaran saja. Hal-hal seperti itu berarti sekali," ujar Michael.

Sikap dan pendekatan seperti itu melekat pada diri Michael. Ia mengatakan bahwa perkembangan emosional dan kesejahteraan sama pentingnya dengan perkembangan akademis murid.

"Jika ada anak yang mengalami masalah dalam soal seperti identitas, budaya, atau sikap menghargai diri sendiri, maka akan sulit bagi mereka untuk belajar. Sulit untuk meminta kepada seorang anak yang mengalami trauma dalam hidup untuk duduk dan belajar subjek akademis."

Michael kini tampil di halaman depan SD Stedman sejak ia menjabat kepala sekolah di sana awal Juni lalu. Orang-orang memberi selamat kepadanya di media sosial.

Michael berkata banyak guru dari berbagai tempat di Amerika yang menghubunginya, ingin mengunjunginya di sekolahnya.