Cara Unik Murid SMP Cegah Bullying di Sekolah

SMP 33 jadi pilot project pencegahan bullying di kota Semarang.
Sumber :
  • VIVA/Isra Berlian

VIVA – Bullying di sekolah masih kerap terjadi. Butuh kerja sama murid, guru hingga orangtua untuk mencegah bullying. Nah, untuk itu diperlukan contoh nyata untuk mencegah bullying di sekolah.

Hal itulah yang jadi ‘misi’ Sekolah Menengah Pertama (SMP) 33 Semarang. Sekolah itu menjadi pilot project pencegahan bullying di kota Semarang sejak tahun 2017. Berbagai kebijakan sudah dikembangkan, antara lain larangan menggunakan hukuman fisik di sekolah, komitmen guru dalam penerapan disiplin positif dan pencegahan bullying.

Selain itu, pihak sekolah juga melibatkan anak-anak melalui agen perubahan pencegahan kekerasan di sekolah. "Ada juga program dari UNICEF, program agen perubahan yaitu pencegahan bullying. Jadi program ini concern pencegahan bullying melalui anak-anak," kata Kepala Sekolah SMP 33, Didi, Senin 16 September 2019.

Dia melanjutkan, pada 4 April lalu sekolah itu  mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak melalui brand 'Sekolahku rumah keduaku'. Branding ini dimaksudkan agar anak dapat menjadikan sekolah sebagai rumah kedua mereka, di mana mereka merasa nyaman dan aman di sekolah.

Tujuan program tersebut untuk memaksimalkan potensi akademik para siswa. "Ending-nya memacu prestasi," kata dia.

Konsep disiplin positif merupakan bentuk peraturan yang dibuat bersama dengan murid lalu disepakati bersama. Dengan tujuan jangan sampai nantinya pemberian sanksi atau hukumnan dari guru kepada siswa dengan kategori perilaku perundungan atau bullying.

Di sisi lain, Guru BK SMP 33 sekaligus Koordinator Bidang Karakter, agen perubahan dibentuk berdasarkan pilihan siswa melalui angket untuk menuliskan 10 siswa yang paling disukai dan tidak dari kelas 7, 8, dan 9. Nantinya setelah 60 siswa yang terpilih dikomunikasikan ke orangtua siswa untuk diizinkan menjadi tim agen perubahan,

"Ada yang baik ,ada yang super tidak baik. Setelah ikut agen perubahan, saya mau mereka yang tidak baik jadi sampel ‘ini loh yang dulunya seperti ini bisa berubah’. Kalau yang baik biasa saja, yang bisa berubah ini akan memengaruhi temannya," kata Yuniarti.

Salah satu Agen perubahan, Hafiz Aditya Pratama menyebut beberapa hal yang dilakukan agen perubahan untuk pencegahan bullying antara lain dengan menerapkan disiplin positif. Dengan memberitahukan dampak yang akan terjadi kepada korban yang mereka rundung.

"Diberitahukan baik-baik, ajarkan mereka dampak dari bully itu kan bisa sakit hati," kata dia.