Meutya Hafid, Tersandera di Irak hingga Jadi Pimpinan Komisi I DPR RI

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Sosok Meutya Hafid baru-baru ini kembali jadi sorotan saat terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari partai Golkar. Bahkan, ia diminta memimpin Komisi I yang membidangi urusan luar negeri, komunikasi dan informasi, serta pertahanan.

Kiprahnya saat menjadi anggota DPR juga mendapat sorotan saat dirinya memimpin rapat bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Ia mendapat banyak pujian berkat pembawaannya yang tenang saat memimpin rapat yang kala itu berlangsung alot.

Lantas, seperti apa kiprah Meutya Hafid sebelum menjadi anggota DPR?

Jurnalis tangguh

Jauh sebelum menjadi anggota DPR RI, perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 1978 ini dikenal sebagai jurnalis yang ulet dan tangguh. Perempuan lulusan UNSW Sydney Australia, jurusan Manufacturing Engineering mengawali karier jurnalistiknya di Metro TV.

Ketangguhannya sebagai jurnalis diuji kala ia diutus meliput pemilu di Irak bersama dengan satu juru kamera Budiyanto pada 2005. Ternyata kepergiannya ke Irak saat itu membuahkan sebuah cerita yang sulit dilupakan oleh dirinya dan Budiyanto.

Ia sempat diculik dan disandera oleh sekelompok tentara Mujahidin bersenjata di Irak selama 3 hari. Beruntung ia bisa kembali ke Tanah Air dalam keadaan selamat. Pada tahun 2007, ia membuat buku yang ditulisnya sendiri yaitu 168 Jam dalam Sandera; Memoar Jurnalis Indonesia yang Disandera di Irak. Berkat peliputan tersebut, ia meraih Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill dari pemerintah Australia pada tahun 2007.

Karier Politik

Meutya kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan menjadi calon anggota legislatif Partai Golkar yang mewakili rakyat Kota Medan, Daerah Pemilihan 1, Sumatera Utara. Namun keberuntungan masih belum berpihak kepadanya saat itu.  

Setelah itu Meutya meneruskan kiprah politiknya mulai dari menjajal Pilkada Binjai hingga kembali menjadi mencalonkan diri menjadi anggita DPR RI. Dari situ karier politiknya kian moncer hingga kini ia menjadi Ketua Komisi I DPR RI.