Ternyata Jahe Berbahaya Bagi Penyandang Diabetes dan Hipertensi

Ilustrasi Jahe
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Jahe adalah  rimpang yang terkenal secara tradisional sebagai tanaman obat yang mampu mengatasi berbagai penyakit. 

Tak hanya sebagai obat, di Indonesia jahe sering digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman segar penambah energi. Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata jahe tidak dianjurkan bagi penderita darah tinggi dan diabetest, kenapa ya?

Spesialis Farmakologi dr  Andi Irwan Irawan Asfar, Sp.FK menjelaskan bahwa jahe mengandung khasiat sebagai pereda nyeri dan anti-radang

"Jahe bisa disebut sebagai tanaman multikhasiat. Selain mengandung antioksidan, protein dan karbohidrat, jahe juga mengandung anti-nyeri dan anti-peradangan. Itu kenapa jahe selalu dikatakan sebagai 'Obat segala obat' oleh masyarakat, karena rata-rata rasa sakit itu berhubungan dengan nyeri," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT tvOne Rabu 18 Juli 2018.

Namun, lebih lanjut konsumsinya tetap harus dibatasi terlebih bagi penyandang diabetest dan hipertensi. "Karna multikhasiat sebaiknya konsumsi jahe tidak dibarengi dengan konsumsi senyawa lain seperti misalnya obat-obatan. Ada pasien yang sehari-hari wajib konsumsi obat seperti penyandang hipertensi dan diabetes."

Pada penyandang hipertensi, biasanya mengonsumsi obat penurun tekanan darah. Jika dibarengi dengan konsumsi jahe akan timbul kontraindikasi sehingga pasien justru semakin drop.

"Di lain sisi penyandang diabetes yang konsumsi jahe bisa sebabkan hipoglikemi atau penurunan kadar gula darah secara drastis."

Intinya, ia mengingatkan pada kedua pasien ini agar memberi jeda waktu antara konsumsi obat dan minuman jahe. "Aman saja sebetulnya jika diberi jeda waktu minimal 2 jam. Setelah konsumsi obat, dua sampai tiga jam kemudian baru konsumsi jahe dengan batas yang disesuaikan."