Bermimpi Punya Tubuh Langsing? Ini Rahasia Diet Sukses

Ilustrasi diet.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Memiliki berat tubuh berlebih atau obesitas bukan hanya mengurangi kepercayaan diri seseorang saja. Obesitas sendiri merupakan akumulasi lemak berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2007, 2010 dan 2013, diketahui bahwa pria penderita obesitas di Indonesia mengalami kenaikan dari 7,8 persen naik menjadi 19,7 persen, dan wanita dari 13,9 persen naik menjadi 32,9 persen. Dari data tersebut diketahui bahwa obesitas paling banyak menyerang wanita dibandingkan dengan pria.

Terdapat beberapa penyebab seseorang mengalami obesitas. Di antaranya adalah faktor genetik atau keturunan, gaya hidup tidak sehat hingga kurangnya aktivitas fisik.

“Gaya hidup seperti apa sih yang mendukung obesitas? Salah satunya adalah pola makan yang tidak seimbang. Tinggi kalori karena pengolahan (makanan) yang dominan digoreng, tinggi karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung, tinggi kandungan garamnya, juga rendah serat,” kata dokter spesialis gizi Prodia, dr.Eva Kurniawati, M. Gizi, Sp. GK saat ditemui VIVA baru-baru ini.

Dia melanjutkan, jika obesitas tidak diperhatikan, berbagai penyakit serius bisa dialami oleh penderita mulai dari diabetes tipe 2, darah tinggi, kolesterol tinggi, batu empedu, meningkatkan risiko batu empedu, stroke, perlemakan hati, kanker hingga serangan jantung.

“Dan kalau wanita yang memasuki usia 40-an akan merasakan sakit di bagian lutut karena kesulitan menopang tubuh,” kata dia.

Salah satu cara yang paling umum dilakukan oleh para penyandang obesitas adalah melakukan diet untuk dapat mengembalikan bentuk tubuh. Terkait hal tersebut, dr. Eva pun menyarankan untuk melakukan diet dengan cara yang benar dan jelas.

Namun, banyak orang yang menginginkan penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mengeliminasi salah satu asupan makanan seperti nasi dengan alasan untuk mempercepat proses penurunan berat badan.

Padahal, kata dr. Eva, tubuh tetap memerlukan komposisi makanan yang sehat seimbang. Dalam sehari kita perlu asupan karbohidrat, protein, vitamin dari sayuran dan buah-buahan.

Ada tiga komponen dalam pola makan yang baik, yaitu jadwal makan, pemilihan jenis makanan dan pengolahannya, serta jumlah yang akan di konsumsi. Dan yang terpenting adalah memiliki niat untuk berubah, sebab mengatur pola makan sendiri bukan dijalankan untuk jangka waktu tertentu melainkan seumur hidup.

“Tubuh butuh keteraturan. Kalau mau diet bukan makan satu kali sehari tapi tetap tiga kali sehari dengan pemilihan pengolahan dan jenis (makanan) yang tepat. Pengolahan yang tepat adalah dengan direbus, dipepes, tim dan tumis dan dibagi menjadi beberapa bagian,” ucapnya.

“Untuk sarapan 20 persen, makan siang 30 persen dan makan malam 20 persen dan 10 persen untuk snack di masing-masing jeda antar makan pagi ke siang dan siang ke malam,” kata dia menambahkan.

Prodia sendiri baru saja meluncurkan pemeriksaan Fat Loss Panel, program pemeriksaan kesehatan yang diperuntukkan bagi penyandang obesitas yang ingin tetap sehat dan terhindar dari risiko terburuk akibat obesitas.

Program penurunan berat badan ini menitikberatkan kepada penurunan kadar lemak jahat di dalam tubuh, dengan pemantauan dan konsultasi yang didampingi oleh dokter spesialis gizi dan spesialis kedokteran olahraga. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan pertama adalah sebesar Rp4 juta.

(ch)