Ini Alasan Orang Lampiaskan Stres ke Makanan

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pexels/gratisography.com

VIVA – Tidak sedikit dari orang yang mengatasi tekanan atau depresi dengan makan. Tanpa disadari kebiasaan tersebut dapat memicu emotional eating yang jika tidak dikendalikan dapat meningkatkan asupan Gula Garam dan Lemak yang mampu memicu penyakit tidak menular.

Emotional Eating sendiri merupakan kondisi dimana stres menggunakan makanan untuk menenangkan seseorang sebagai pelarian.

Psikolog yang kerap menangani kasus emotional eating, Tara de Thouars, BA, M.Psi, menyebut bahwa pelarian seseorang yang mengalami tekanan atau stres ke makanan lantaran, emosi dan logika tidak bisa berjalanan beriringan. Sehingga apapun keputusan yang diambil seringkali tidak tepat termasuk pengambilan keputusan makan.

"Makan itu perilaku mengambil keputusan, ketika stres biasanya pilihan makanan tidak tepat. Ini dikarenakan emosi dan logika tidak dapat berjalan selaras, ketika emosi tinggi maka logika turun," kata dia dalam acara Emotional Eating Jakarta Food Editor's Club di Blue Jasmine Jakarta, Selasa 18 Desember 2018.

Dia melanjutkan, untuk dapat mengambil keputusan makan yang tepat, maka pastikan libatkan emosi sesedikit mungkin. Ini dapat dilakukan dengan cara melakukan teknik relaksasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan makan.

"Cek dulu lapar fisik atau lapar hati, jangan sampai lapar hati malah dikasih makan. Pastikan perut membutuhkan makanan atau tidak. Kalau lapar fisik biasanya bisa ditunda, kalau emosi biasanya dia akan craving sesuatu yang diinginkan," kata dia.

Hal di atas perlu dilakukan lantaran emotional eating rentan untuk mengarahkan orang mengalami gangguan makan yang lebih parah, seperti binge eating, complusive eating serta bulimia. Dia pun memberikan lima tanda jika seseorang mengalami emotional eating.

Pertama kebiasaan makan yang berubah saat mengalami stres, kedua makan ketika tidak lapar atau sudah kenyang. Ketiga, memilih makanan untuk menghindari dan menghadapi situasi stres. Keempat makan untuk membuat perasaan nyaman dan kelima menggunakan makanan sebagai reward. (ren)