Bunyi Alarm Keras Bisa Bikin Stres Saat Bangun Tidur

Ilustrasi alarm dan bangun pagi.
Sumber :
  • Pixabay/ condesign

VIVA – Supaya tidak kesiangan, banyak orang yang memilih untuk memasang alarm setiap sebelum tidur. Bahkan kebiasaan kaum milenial adalah memasang alarm agar berbunyi setiap lima menit sekali dengan suara yang cukup keras untuk memastikan bahwa mereka tidak lanjut tidur setelah mematikannya. Namun, ada pula yang menggunakan alunan suara tenang alih-alih suara keras.

Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing terkait bunyi alarm. Namun, tahukah Anda bahwa pilihan bunyi alarm bangun tidur dapat memengaruhi kondisi psikis saat bangun tidur?

Lalu, bunyi alarm seperti apa yang lebih baik digunakan untuk bangun pagi?

Dari rilis yang diterima VIVA dari Hello Sehat, Senin, 18 Februari 2019, kebanyakan orang yang menggunakan suara keras sebagai bunyi alarm berpendapat bahwa bunyi keras menggelegar dapat membuat mereka “melek” dan segar seketika. Dengan begitu, mereka tidak akan bablas dan bangun tepat waktu. Biasanya, yang menganut paham ini adalah mereka yang susah bangun tidur sehingga harus dikejutkan dengan bunyi-bunyian.

Sementara itu, orang yang memasang alarm dengan melodi tenang beranggapan bahwa suara ini sudah pas, karena toh mereka mudah terbangun dari tidur.  Bahkan, bagi orang yang sensitif dengan bunyi, sedikit suara seperti bunyi tetes air dari keran pasti bisa membangunkan mereka.

Namun, bagaimana jika dilihat dari sisi medis? Mana bunyi alarm yang lebih baik?

Dr. James Giordano, seorang dosen di Departemen Neurologi di Georgetown University Medical Centre berpendapat bahwa bunyi alarm yang baik adalah yang tenang. Bunyi alarm yang dimaksud adalah bunyi yang tidak membuat Anda bangun terjungkal atau jengkel ingin membanting ponsel atau jam weker.

Itu karena bunyi keras akan mengaktifkan sistem saraf simpatik di otak yang masih ‘terlelap’. Kondisi ini dibaca otak sebagai ancaman karena tubuh dipaksa ‘bangun tidur sebelum waktunya’, sehingga memaksa otak untuk memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol dan adrenalin dari biasanya. Akibatnya, Anda akan bangun dengan panik, grasak-grusuk, dan lebih stres. Tidak menutup kemungkinan juga Anda justru mengalami pusing atau sakit kepala setelah bangun tidur karenanya.

Seorang dokter spesialis tidur sekaligus dosen di sekolah keperawatan Case Western Reserve University bernama Michael J. Decker, PhD, juga beranggapan bahwa bunyi alarm yang tenang lebih cocok untuk membangunkan Anda karena memungkinkan otak ‘bangun’ secara bertahap sehingga melepaskan hormon-hormon stres juga secara bertahap. Pada akhirnya, kita bangun dengan mood yang lebih baik karena tubuh sudah lebih siap menerima efek-efek hormon stres tersebut.

Ingin bangun pagi, jangan mengandalkan bunyi alarm saja. Sebenarnya, ada cara lain yang bisa membuat Anda terbangun dari tidur selain alarm, yaitu cahaya. Cahaya akan menjadi sinyal bagi jam biologis tubuh untuk memproduksi hormon yang membuat Anda bangun dari tidur. Selain itu, Anda juga harus tidur lebih awal, menghindari kopi, atau aktivitas lainnya yang bisa mengganggu tidur. Dengan begitu, bangun pagi akan jadi lebih mudah. (nsa)