Ternyata Enggak Semua Orang Perlu Detoks

Ilustrasi smoothie/minuman detoks.
Sumber :
  • Pixabay/anasegota

VIVA – Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan setiap orang. Tapi tanpa disadari, ada banyak racun yang masuk ke dalam tubuh hingga menyebabkan tubuh rentan alami penyakit.

Racun yang masuk ke tubuh, bisa berasal dari makanan hingga polusi dari lingkungan. Untuk itulah, banyak orang melakukan detoks untuk membuang racun dari tubuh.

Ada banyak metode yang dilakukan manusia untuk mengusir racun di tubuh. Mulai dari detoks air putih, detoks hanya dengan konsumsi sari buah dan sayur seharian, hingga detoks lainnya.

Meski detoks tengah populer dijalani banyak orang, Anda tetap perlu tahu, mitos dan fakta seputar detoks agar aktivitas detoks yang Anda jalani tetap menyehatkan.

Semua orang harus jalani detoks

Spesialis Gizi, dr Christhoper Andrian lewat tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat, 22 Februari 2019 mengatakan, ini adalah mitos. Sebab detoks adalah sebuah mekanisme fisiologis yang dilakukan tubuh untuk mengelurakan racun.

"Jadi jika kondisi liver bagus dan ginjal baik, maka bisa mendetoksifikasi racun dari makanan yang kita konsumsi," katanya.

Detoks bisa sembuhkan penyakit

Mitos. Menurut dr Christhoper, detoks saja tak cukup untuk menjauhkan tubuh dari penyakit. Tapi yang paling penting adalah menjaga kesehatan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi lengkap, istirahat cukup dan lakukan olahraga.

Detoks bantu turunkan berat badan

Fakta. "Apabila detoks yang dijalani hanya  konsumsi buah dan sayur saja, memang benar bisa menurunkan berat badan. Tapi hati-hati bisa melemahkan otot," katanya lagi.

Penderita diabetes dilarang detoks

"Fakta. Apalagi detoks yang hanya konsumsi buah dan sayur saja. Untuk menjaga gula darahnya stabil jika cuma makan buah dan sayur saja, maka kadar gula darahnya bisa tetap tinggi. Karena buah dan sayur tetap mengandung karbohidrat." (ben)