Santri Diminta Ikut Serta Berantas Tuberkulosis

Menkes Nila Moeloek di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Jika santri biasanya dikenal dengan aktivitasnya mendalami agama di pesantren, kini santri juga diminta turut menjadi agen perubahan untuk memberantas penyakit Tuberkulosis. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek pada Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Saya kira, para santri bisa menjadi influencer untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penularan TBC,"ungkap Nila dalam siaran pers yang diterima VIVA Kamis 28 Maret 2019.

Dengan jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 29.000 dan jumlah santri sebanyak 4.048.720, para santri diharapakan berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan kesehatan di lingkungan masyarakat dengan menggunakan ajaran agama Islam dalam latar belakangnya.

"Potensi ini harus dijaga dengan memastikan para santri hidup sehat dan mendapatkan informasi terkait kesehatan yang benar selama mereka berada di pesantren," ungkap Nila. 

Selain itu adanya Pusat Kesehatan Pesantren yang lebih dekat dengan masyarakat sekitar pesantren, membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan melakukan skrining kesehatan.

"Sudah waktunya Indonesia untuk bangkit melawan TBC. Sudah saatnya Indonesia mempunyai jumlah penderita TBC baru kurang dari 500.000 per tahun dan sudah saatnya kita mengerahkan semua daya dan upaya untuk bisa mencapai target eliminasi TBC tahun 2030" kata Menkes. 

Sebagai informasi, Indonesia ialah negara dengan jumlah orang dengan Tuberkulosis (TBC) yang besar, termasuk lima besar di dunia. Setiap tahun sekitar 850 ribu orang dengan TBC di Indonesia, dan 13 orang meninggal akibat TBC setiap jamnya. (mus)