Waspada Stres Pasca Pemilu

Seorang warga menunjukan jari yang telah diberi tinta usai mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Umum di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo, Gorontalo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

VIVA – Pertarungan para calon wakil rakyat dan juga calon presiden dalam Pemilu 2019 akan mencapai puncaknya. Tepat ari ini, Rabu 17 April 2019, seluruh warga Indonesia akan menentukan caleg dan juga capres pilihannya.

Sebelumnya, selama hampir satu tahun publik disuguhkan kampanye menggunakan politik identitas dan mengumbar kebencian satu sama lain. Hal ini pada akhirnya menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat. Tidak hanya itu, beberapa juga beranggapan bahwa iklim politik yang panas, juga potensi akan berdampak pada kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi.

Di Indonesia sendiri masih belum ada studi yang menjelaskan mengenai fenomena itu. Namun, dari survei yang dilakukan American Psychological Association (APA) yang dirilis pada tahun 2017 menemukan bahwa tingkat stres masyarakat Amerika meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun terkahir.

Seperti dilansir dari Psychology Today, profesor klinis psikiatri di Universitas Stanford, Thomas Plante, Ph.D., ABPP,  mengatakan bahwa mayoritas orang Amerika dalam survei itu menunjuk iklim politik di Amerika menjadi salah satu sumber faktor tekanan yang membuat masyarakat stres.

Laporan tersebut menemukan juga bahwa peningkatan tingkat stres juga mengakibatkan insiden yang lebih tinggi baik dari gejala kesehatan fisik dan mental termasuk sakit kepala, perasaan kewalahan, cemas, dan depresi.

"Semua ini membuat beberapa orang berspekulasi bahwa banyak yang mengalami apa yang sekarang disebut Post Election Stress Disorder (PESD)," ungkap Plante.

Ia melanjutkan, meski penelitian berbasis bukti yang berkualitas masih butuh waktu untuk pembuktiannya, namun dari data awal ini menunjukkan bahwa PESD ini adalah suatu yang nyata.

"Begitu banyak orang yang tampaknya merasa berkecil hati, bingung, dan tertekan oleh iklim politik kita dan masa depan bangsa. Dan gejala stres mereka dapat menyebabkan masalah potensial dalam fungsi pribadi, sosial, dan pekerjaan mereka," kata Plante.

Meskipun tidak ada jawaban sederhana untuk mengatasi stres, Plante mengatakan bahwa ada prinsip-prinsip bermanfaat yang dapat digunakan untuk mengelola stres dengan lebih baik. Selain manajemen stres kegiatan seperti yoga, meditasi, latihan fisik, juga dapat membantu mengurangi kondisi ini.

"Kita jelas tampak hidup di masa yang penuh gejolak dan tingkat stres yang sangat tinggi. Gangguan Stres Pasca Pemilihan sebenarnya mungkin sesuatu yang harus kita atasi untuk beberapa waktu mendatang. Butuh waktu dan penelitian berkualitas  untuk mengungkap ini," kata dia.