Pertama dalam Sejarah, Lebih dari 100 Ribu Orang Kena Campak di Eropa

Vaksin Campak dan Rubella (MR).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA – Tidak hanya terjadi di Indonesia, campak juga terus menyebar pada tingkat yang mengerikan di seluruh Eropa. Sebuah data mencatat ada lebih dari 100.000 orang terkena wabah itu tahun lalu.

Hal itu membuat pihak berwenang didesak untuk meningkatkan tanggapan mereka untuk memerangi lonjakan mematikan pada penyakit yang dapat dicegah. Pada bulan Februari, WHO mengatakan bahwa jumlah orang yang terinfeksi campak di Eropa merupakan yang tertinggi selama satu dekade.

Lebih dari 100.000 kasus campak telah dilaporkan terjadi di 47 dari 53 negara Eropa sejak 1 Januari 2018, termasuk 90 kematian. Data terbaru dari Public Health England menunjukkan, ada 913 campak di Inggris dan Wales antara Januari dan Oktober 2018.

Dua orang dewasa meninggal akibat campak pada tahun 2017 di Inggris tetapi tidak ada yang meninggal tahun lalu.

Ukraina melaporkan jumlah kasus campak tertinggi pada tahun 2018, dan lebih dari sembilan dari sepuluh berada di 10 negara, termasuk Prancis, Italia dan Yunani. Ironisnya melonjaknya kasus ini terjadi setelah Eropa mencapai cakupan tertinggi yang pernah diperkirakan untuk vaksinasi campak.

Hal tersebut diduga disebabkan oleh meningkatnya jumlah anak-anak dan orang dewasa yang terkena dampak dan meninggal akibat penyakit tersebut. Pemerintah menyalahkan para individu yang menolak melakukan imunisasi. Hal inilah yang jadi pemicu penyebaran campak.

“Kami telah mengamati peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada orang yang sakit dengan penyakit yang dapat dicegah ini, dan terlalu banyak yang kehilangan nyawa karena hal ini," kata Pejabat Direktur Darurat regional di WHO di Eropa, Dorit Nitzan,

Menurutnya ini sudah tidak bisa lagi diterima. Ia meminta pemangku kebijakan agar lebih berani dan meningkatkan respons terhadap tingkat penularan berikutnya. Namun, Dorit mengaku bangga ada upaya gabungan di WHO untuk menghentikan wabah ini.

“Saya bangga melihat bahwa berbagai bagian dan level WHO meningkatkan upaya gabungan mereka untuk menghentikan wabah ini.” (tsy)