Belum Pernah Ditemukan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Seorang pemuda terinfeksi Monkeypox.
Sumber :

VIVA – Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan, kasus cacar monyet atau monkeypox belum pernah terjadi di wilayah Indonesia. Penyakit ini akan menular jika terjadi kontak langsung dengan sumber virus hewan tersebut.

Dekan FKH IPB Prof.Dr.drh. Srihadi Agungpriyono menjelaskan, cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Virus ini masuk genus Orthopoxvirus, famili Orthopoxviridae.  Penyakit ini seperti smallpox pada manusia, disebabkan virus variola atau smallpox yang berkerabat dekat dengan monkeypox, tetapi bersumber pada hewan.

“Hewan yang peka terhadap monkeypox virus di antaranya monyet, kera, rodensia dan mamalia kecil. Sumber virus di hewan bisa berasal dari lesio kulit, urin, feses, eksudat dari mulut, hidung dan konjungtiva, serta semua jaringan hewan terinfeksi,” kata Srihadi dalam keterangan yang diterima VIVA, Kamis, 16 Mei 2019.

Lebih lanjut, Srihadi menyampaikan, penularan dari hewan ke hewan melalui kontak langsung dengan sumber virus, misalnya gigitan, cakar, dan endusan. Penularan diduga terjadi juga melalui aerosol atau kontak dekat.

Penularan dari hewan ke manusia bisa melalui kontak langsung dengan lesio (kulit), darah, dan cairan (eksudat) hewan terinfeksi, gigitan dan cakaran, melalui aerosol saat kontak dekat dengan hewan terinfeksi, serta konsumsi daging hewan liar yang dikenal “bush meat“. Kasus “bush meat” merupakan kasus pada manusia di Afrika.

“Penyakit monkeypox belum pernah dilaporkan di Indonesia baik pada hewan maupun manusia, sehingga penyakit ini dalam istilah kesehatan hewan dikategorikan eksotik,” kata Srihadi.

Dari aspek kesehatan hewan, maka otoritas veteriner perlu membuat kebijakan tentang tindakan-tindakan preventif terkait masuknya hewan-hewan, terutama rodensia dan hewan eksotik dari negara endemik monkeypox.

 “Mengingat ini penyakit zoonotik, maka perlu ada koordinasi antara bidang kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar, dan instansi terkait, untuk segera membuat serta mengambil langkah-langkah tindakan preventif termasuk kesiapsiagaan darurat atau emergency preparedness terkait masuknya virus ,onkeypox,” papar Srihadi.

Selain itu, kata Srihadi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) terhadap masyarakat harus segera disusun dalam rangka meredam keresahan dan kekhawatiran masyarakat.

Srihadi mengatakan, para pakar di FKH IPB sepakat agar masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dan tetap memperhatikan imbauan dan saran yang disampaikan oleh pemerintah melalui instansi terkait. (ldp)