Kelelahan Usai Mudik, Waspada Penyakit Serius Mengintai

Pemudik di Sumatera Utara.
Sumber :
  • Putra Nasution/VIVA.co.id

VIVA – Mudik sudah menjadi tradisi dalam setiap perayaan Idul Fitri. Tapi, mudik biasanya sangat menguras tenaga, terutama bagi mereka yang menggunakan moda transportasi darat.

Macet menjadi faktor yang paling merugikan para pemudik tidak hanya dari segi fisik, tapi juga mental. Itu karena pemudik dituntut untuk terus berkendara hingga berjam-jam lamanya.

Jika merujuk pada Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan pada pasal 90 ayat (3), pengemudi kendaraan bermotor umum wajib beristirahat selama setengah jam, setelah berkendara selama empat jam berturut-turut. Sayangnya, istirahat sering dinomorduakan demi mencapai kampung halaman secepat mungkin.

Akhirnya, tubuh mengalami kelelahan akut yang efeknya bisa berlarut-larut, bahkan hingga setelah mudik lebaran. Kelelahan akut tersebut juga bisa makin parah bila pola makan diterapkan tidak terkontrol.

Lantas, bagaimana cara menjaga stamina tubuh agar terhindar dari kelelahan pascamudik Lebaran? Hal tersebut akan dibahas oleh spesialis penyakit dalam, dr. Warigit Dri Atmoko, Sp.PD, M.Kes, dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 11 juni 2019.

Sebelumnya juga akan dibahas mengenai yoghurt. Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu dengan rasa manis dan asam yang khas. Yoghurt sudah lama dianggap sebagai minuman yang menyehatkan berkat kandungan probiotik atau bakteri baik yang ada di dalamnya.

Sebenarnya, yoghurt tercipta tanpa disengaja sekitar 5000 tahun yang lalu. Konon, para penggembala ternak di Mesopotamia atau Irak, kerap membawa susu sebagai bekal menggembala, dalam kantong yang terbuat dari perut domba.

Nah, selama perjalanan, kantong susu tersebut terpapar teriknya sinar matahari dan dinginnya udara gurun, sehingga susu yang tersimpan di dalamnya mengalami perubahan bentuk serta rasa, menjadi yoghurt yang kita kenal sekarang.

Kini, popularitas yoghurt semakin mendunia. Bahan bakunya pun tidak lagi terbatas pada susu sapi karena sekarang ada yoghurt yang terbuat dari kacang kedelai, almond hingga kelapa. Tapi, apakah benar bahwa yoghurt bisa menyehatkan sistem pencernaan kita? Ataukah ada manfaat lainnya yang belum kita ketahui?

Detail mengenai yoghurt akan dibahas oleh spesialis gizi klinis dr. Arti Indira Sp.GK dalam acara yang sama. Jika Anda tak bisa menontonnya di televisi, bisa menyaksikan secara live streaming di sini. (nsa)