Sunat Lebih Baik Dilakukan Pagi Hari, Mitos Atau Fakta?

Seorang ibu coba menenangkan anaknya yang tengah disunat tim dokter.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA –  Manfaat sirkumsisi atau sunat bagi kesehatan tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain dianjurkan bagi umat Muslim, sunat juga membuat seorang laki-laki lebih terhindar dari risiko penyakit menular seksual.

Meski demikian, masih banyak mitos yang menyelimuti praktik sunat itu sendiri. Salah satunya yang menyebut bahwa sunat akan memiliki hasil yang lebih baik jika dilakukan di pagi hari. Tapi benarkah hal itu?

Menurut Pendiri dari Rumah Sunat, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS hal itu tidak sepenuhnya keliru. Ia menjelaskan, bahwa beberapa puluh tahun lalu banyak orang tua yang menganjurkan sunat di pagi hari karena teknologi yang ada belum se-maju saat ini.

"Kalau dulu itu saat pagi, karena udaranya dingin kulit kita menciut keriput apalagi direndam air sehingga pembuluh darah lebih kecil (sehingga darah yang keluar sedikit). Karena dulu tidak dijahit, jadi hanya dipotong dan tidak dijahit," ungkap Mahdian saat temu media di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juni 2018.

Ia mengungkapkan bahwa pada zaman dahulu yang melakukan sunat bukanlah dokter, melainkan mantri dan juga dukun sunat. Sehingga pengetahuan akan medisnya juga terbatas.

"Mereka ini yang biasanya memanfaatkan alam seperti waktu dingin dan berendam di kali. Sehingga sensasi nyerinya berkurang," kata dia.

Namun berkat kemajuan teknologi, sunat tidak perlu lagi dilakukan di pagi hari. Ini lantaran telah ada anestesi dan metode sunat sendiri juga jauh lebih berkembang.

"Jadi karena teknologinya sudah bagus jadi bisa dilakukan kapan saja," kata dia.(nsa)