Makanan Padat Kaya Gizi Ampuh Atasi Bayi Kurus

Anak makan sayur
Sumber :
  • Pixabay/ avitalchn

VIVA – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 terhadap prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1 persen turun menjadi 10,2 persen. Meski mengalami penurunan, angka tersebut menyiratkan bahwa kondisi gizi anak Indonesia masih memprihatinkan.

Dikutip dari siaran Kemenkes RI, Rabu 19 Juni 2019, salah satu penanganan untuk kondisi gizi wasting tersebut melalui makanan padat kaya gizi. Hal itu terbukti dengan intervensi gizi dengan Formula Ready to Use Therapeutic Foof (RUTF) yang dapat menurunkan kejadian balita kurus secara bermakna.

Angkanya diketahui sebesar 36 persen, sedangkan kondisi sangat kurus sebesar 58 persen. Jumlah itu didapat melalui hasil penelitian Profesor Riset Bidang Makanan dan Gizi Dr. Astuti Lamid, MCN tentang Pengembangan Formula Ready To Use Therapeutic Food(Rutf) Untuk Penanganan Balita Wasting di Puskesmas.

RUTF merupakan makanan pemulihan untuk balita sangat kurus (wasting) yang berupa makanan padat, bentuk pasta diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan mineral. Astuti mengatakan RUTF telah digunakan di Malawi, Afrika, India dan negara lainnya untuk menanggulangi balita sangat kurus.

"Keunggulan lain RUTF dibandingkan Formula-100 adalah, satu, mengurangi efek pelarutan dengan air sehingga mengurangi risiko tercemar mikroorganisme. Dua, zat gizi lengkap karena diperkaya dengan vitamin dan mineral," katanya saat orasi ilmiah hasil penelitiannya, di gedung Kemenkes, Jakarta.

Poin ketiga, merupakan makanan instan yang tidak memerlukan preparasi, tahan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, dan dapat disimpan lama. Sedangkan poin keempat, densitas energi diketahui lebih tinggi daripada Formula-100.

Uji efikasi RUTF dilakukan untuk menilai efektivitas pemberian RUTF lokal dalam meningkatkan asupan gizi, status gizi, dan kesehatan balita sangat kurus. Satu paket RUTF lokal per 100 gram diujikan kepada balita sangat kurus di Kabupaten Bogor dan Subang. Setelah 3 bulan terjadi kenaikan status gizi yang signifikan.

"Dilihat dari rata-rata asupan vitamin A dan besi, kelompok RUTF lebih tinggi asupannya secara signifikan dibandingkan dengan kelompok Formula-100. Dari aspek penyakit yang dialami balita sangat kurus, penyakit yang dominan diderita adalah ISPA. Penurunan kasus ISPA terbanyak pada kelompok RUTF," kata Astuti.

Keunggulan RUTF lokal yang lain adalah cara pemberiannya praktis tidak perlu diseduh dengan air panas. Beberapa penelitian di negara Afrika menunjukkan RUTF berhasil memulihkan status gizi balita kurus maupun balita sangat kurus.

Bahan baku untuk RUTF lokal dipilih dari beberapa kacang-kacangan yakni kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan hasil fermentasi kacang kedelai yaitu tempe. Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang murah, mudah didapat di daerah dan tepat digunakan sebagai makanan tambahan mengatasi kurang gizi yang terjadi pada balita.

Pembuatan RUTF dimulai dengan penepungan kacang-kacangan dan tempe, kemudian disangrai dalam microwave. Bahan dicampur dengan gula pasir, susu skim, vitamin dan mineral. Adonan dihaluskan dengan alat mixer dan ditambahkan minyak sayur yang telah dihangatkan, sampai menjadi adonan yang kalis, kemudian dikemas dalam plastik.