Tak Melulu Buruk, Stres Ternyata Punya Dampak Positif, Lho

Ilustrasi wanita/percaya diri
Sumber :
  • Freepik/senivpetro

VIVA – Saat melihat orang berperilaku aneh, biasanya orang tersebut dijuluki stres. Padahal, mungkin saja perilaku tak biasa tersebut sebenarnya merujuk pada gangguan jiwa. Memang masih banyak orang yang salah kaprah mengenai gangguan yang satu ini.

Dokter Spesialis Kesehatan Kejiwaan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, dr. Albert Maramis, Sp.KJ mengatakan, tidak sedikit dari masyarakat awam yang merujuk stres pada gangguan jiwa. Padahal stres sebenarnya merupakan tekanan yang membuat orang harus beradaptasi terhadap sesuatu.

“Definisi stres itu netral. Stres sendiri merupakan reaksi individu terhadap sesuatu yang memaksa orang untuk bisa menyesuaikan diri, baik peristiwa gembira maupun menyusahkan atau menyedihkan,” kata dia dalam di Ayana Mid Plaza, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2019.

Dia melanjutkan, stres tidak hanya bisa berdampak buruk bagi kehidupan seseorang. Ternyata stres juga bisa memberikan dampak yang positif bagi seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang tengah menjalani ujian pasti akan mengalami stres. Salah satu cara untuk mengurangi stres ialah dirinya akan belajar sebaik mungkin sebagai proses penyesuaian.

“Kalau dia enggak stres, berarti dia cuek aja, enggak belajar. Jadi stres pada tingkat tertentu bisa memacu kita untuk berprestasi. Lalu kapan stres bisa menjadi tidak baik? Kalau tingkat stres kita melebihi kemampuan kita untuk beradaptasi. Stres pada waktu tertentu diperlukan, ilustrasi itu memacu kita, tapi kalau berlebihan tidak bisa sesuaikan,” jelas dia.

Di sisi lain, dia pun menjelaskan beberapa gejala stres yang buruk bagi diri sendiri. Mulai dari rasa tidak nyaman dan selalu berpikir soal hal-hal tertentu.

“Kalau yang mengarah ke negatif itu sering disebut distress, yang mana stres itu bisa menjadi hal yang tidak menyenangkan, menguras tenaga, tidak dapat diatasi, hingga menurunkan kinerja,” kata dia. (ldp)