Wow, Kandungan Antioksidan Jangkrik Lebih Tinggi dari Jus Jeruk

Kuliner ekstrem Thailand, ulat sagu, jangkrik hingga kalajengking.
Sumber :
  • VIVA/Bimo Aria Fundrika

VIVA – Bukan hal yang lazim, ketika manusia memilih mengonsumsi serangga. Namun belakangan di sejumlah negara, serangga bahkan sering dijadikan kudapan. Banyak yang mengatakan rasanya crunchy. Bahkan sebuah studi baru belum lama ini mengungkap, serangga tak hanya lezat dimakan, tapi juga mengandung gizi tinggi.

Salah satu studi melakukan penelitian pada jangkrik dan ditemukan, kandungan antikosidan jangkrik justru terungkap lebih tinggi daripada jus jeruk.

Dilansir laman Metro, mungkin terdengar seperti mimpi buruk ketika Uji Coba Bush Tucker mengungkap, menukar gelas orange juice dengan segenggam penuh jangkrik memiliki manfaat kesehatan yang substansial, kata sebuah studi baru. Penelitian dari Universitas Teramo di Italia ini menemukan bahwa jangkrik memiliki kekuatan antioksidan lima kali lebih tinggi daripada jus jeruk segar. Terlebih lagi, penelitian ini menemukan bahwa semut hitam, ulat tepung dan belalang memiliki kadar antioksidan polifenol tertinggi setelah binatang-binatang ini diteliti untuk menghasilkan ekstrak yang larut dalam air.

Penelitian bahkan tak hanya berhenti di situ. Penelitian yang berfokus pada serangga yang dapat dimakan secara komersial juga menemukan bahwa ulat sutera dan lemak ulat Afrika memiliki dua kali kekuatan antioksidan, lebih tinggi dari minyak zaitun.

Makanan kaya antioksidan penting untuk melindungi sel dari radikal bebas, yang dapat berperan dalam penyakit jantung dan kanker. Para peneliti memutuskan untuk mengambil studi ini setelah mereka melihat peningkatan global dalam entomophagy (praktik makan serangga dan invertebrata) dengan orang-orang yang secara aktif berusaha mengurangi jejak karbon mereka dari konsumsi makanan hewani.

Profesor Mauro Serafini, penulis utama studi ini, mengatakan, "Setidaknya dua miliar orang atau seperempat populasi dunia secara teratur memakan serangga. Kita semua akan membutuhkan lebih banyak dorongan," katanya.

Selain mengandung antioksidan, sebelumnya juga banyak diteliti serangga merupakan sumber protein, asam lemak tak jenuh ganda, mineral, vitamin dan serat. "Tapi sampai sekarang, tidak ada yang membandingkannya dengan makanan fungsional klasik seperti minyak zaitun atau jus jeruk dalam hal aktivitas antioksidan."

"Di masa depan, kami mungkin juga mengadaptasi rejimen diet untuk pemeliharaan serangga untuk meningkatkan kandungan antioksidannya untuk konsumsi hewan atau manusia," kata Mauro lagi.(nsa)