Cemas Marah dan Stres Bisa Picu Kanker, Ini Tips Kelola Emosi

Ilustrasi anemia
Sumber :
  • Freepik/katemangostar

VIVA – Kanker merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian sebesar 9,6 juta orang.

Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian ke dua dan masuk kategori penyakit tidak menular. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1.8 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

"Pemicu kanker itu beragam salah satunya stres. Stres kalau tidak dikelola, dikit-dikit cemas dan marah bahkan sampai ngamuk, membuat kanker rentan terjadi," ujar Direktur medik dan keperawatan rumah sakit kanker dharmais, Dr. dr. Nina Kemala Sari SpPD. K-Ger.MPH., dalam temu media di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019.

Menurutnya, stres yang dibiarkan sering terjadi tersebut bisa memproduksi hormon kortisol terus menerus. Hal ini membuat keseimbangan hormon di tubuh menjadi terganggu.

Maka dari itu, dokter Nina menekankan pentingnya mengelola stres secara tepat. Salah satu rumus yang menurutnya bisa untuk mengendalikan stres adalah ER=O.

"E itu event atau kejadian, R adalah respons dan O adalah output atau hasil. Kalau ada kejadian, misal antrean kita didahului sama orang lain, sebaiknya respons kita positif saja agar hasilnya juga baik. Kalau respons kita emosi dan marah, hasilnya malah stres dan membuat hormon kortisol diproduksi," paparnya.

Dokter Nina menuturkan agar melatih respons positif terhadap suatu kejadian sangat penting. Sebab, respons yang baik tentunya bisa membuat tubuh menghasilkan kesehatan yang baik.

"Mudah marah itu bukan karakter yang tidak bisa dilatih. Coba untuk berusaha banyak bersyukur agar stres tidak terjadi dan kanker bisa dicegah," kata dia.